Sejak Menjabat Dinilai Tanpa Gebrakan

100 Hari Kerja Kosong Bupati Meranti

100 Hari Kerja Kosong Bupati Meranti

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Kepemimpinan Bupati Meranti, Muhammad Adil menjadi sorotan publik. Pasalnya, berbagai pihak menilai 100 hari pertamanya menjabat, sangat mengecewakan alias kosong gebrakan dan hanya menyajikan retorika semata. Diketahui, pada 4 Juni ini, tepat 100 hari M Adil meniabat sebagai bupati.

Pengamat Politik dan Pemerintahan, Hasanuddin turut mengomentari hal itu. Menurutnya, Adil seharusnya bisa lebih cerdas 'mengambil hati' rakyat Meranti. Apalagi 100 hari pertama selalu dijadikan parameter dan ramalan kesuksesan memimpin selama lima tahun ke depan.

"Di 100 hari pertama itu harusnya ada jejak. Artinya, ada langkah-langkah simbolik yang dikerjakan. Kedua, sebagai pemimpin yang arif, hindari yang memungkinkan masyarakat kecewa. Jangan pernah, bahkan hanya sebuah isu, yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Misalnya yang ada dalam pemberitaan terkait pekerja honorer, itu sangat kontraproduktif itu," ungkap Hasanuddin kepada riaumandiri.co, Kamis (3/6/2021).


Dijelaskan Hasanuddin, misalnya juga soal kesejahteraan masyarakat. Seharusnya Bupati Meranti yang baru segera membuat kebijakan simbolik yang menyentuh langsung dan berkesan terhadap masyarakat.

"Apalagi dulu waktu dia menjanjikan ke masyarakat, sebagai orang yang diusung partai yang sama dengan presiden, dia akan mudah membawa dan melobi program pemerintah pusat ke Meranti. Mana janji itu?" tambahnya.

Kebijakan yang tampak alias simbolik, menjadi sangat penting bagi seorang yang baru memimpin. Hasan menjelaskan, jika ditarik jauh ke belakang, Presiden Soekarno membangun Tugu Monas di tengah-tengah kemiskinan masyarakat. Salah satu tujuannya adalah membuat masyarakat yang lapar tetap punya harapan dan nyaman dengan simbol emas pada tugu tersebut.

"Intinya, dia harus tunjukkan bahwa dia serius memanfaatkan posisi strategis di Meranti untuk kesejahteraan masyarakat. Entah misalnya membelikan sepeda untuk anak-anak, karena dia menjanjikan pada item laju pertambahan penduduk dengan memperbaiki pendidikan, dan kesehatan. Bukan malah kerja-kerja kontraproduktif dengan mewarnai kantor bupati sesuai partainya. Itu menandakan dia tidak mengakomodasi kepentingan lain di luar dirinya sendiri," ungkap Hasanuddin.

Hasanudin adalah salah satu perumus pertanyaan saat debat calon Bupati Meranti. Ia mengungkapkan, Muhammad Adil sebenarnya dapat menjadi harapan bagi kemajuan Meranti, apabila Adil konsisten pada janji-janjinya.

"Secara performa, waktu itu dia mampu menunjukkan kepada publik bahwa dia memiliki keseriusan untuk memajukan Meranti. Seharusnya sekarang janji-janji itu jauh lebih mudah direalisasikan. Jalankan saja APBD," kata Hasan.

"Namun memang di masa Covid-19 ini semuanya serba samar. Artinya, apakah Meranti sudah punya uang untuk melakukan sebuah gebrakan? Setahu saya, ketika dilantik, anggaran sudah ketuk palu. Sebenarnya tinggal menjalankan saja. Namun, apabila memang anggaran belum ada, ya transparan saja kepada publik. Tunjukkan rekening itu kalau memang belum ada uangnya. Transparansi, itu demi menghindari kecurigaan-kecurigaan di tengah masyarakat," ungkapnya.

Dikutip dari Haluan Riau edisi 3 Juni 2021, memasuki 100 hari kerja, masa kepemimpinan Bupati Meranti Muhammad Adil belum menunjukkan gebrakan dalam menjalankan tugasnya menggantikan Irwan Nasir yang sudah memasuki purna tugas.

Pada 4 Juni ini, kepemimpinan Adil-Asmar genap 100 hari. Berbagai kalangan menilai, sampai saat ini tidak ada gebrakan, kecuali hanya retorika.

Ketua Laskar Muda Melayu Riau (LM2R) Jefrizal mengaku kecewa atas kinerja Adil selama 100 hari ini. Menurut dia, sekalipun sebenarnya 100 hari bukanlah ukuran, tapi setidaknya sudah bisa memperlihatkan adanya tanda-tanda kemajuan pembangunan dan kebijakan di daerah yang menjadi kabupaten termuda di Riau tersebut.

"Memasuki 100 hari kerja ini, sebagai indikator untuk mengukur efektivitas suatu pemerintahan baru, dan sudah lazim digunakan. Di masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Adil-Asmar ini belum bisa
menunjukkan kemajuan. Namun, baru sebatas retorika. Tidak ada yang menggembirakan atas kehadirannya," kata Jefrizal.

Mantan anggota DPRD Provinsi Riau itu dilantik sebagai bupati oleh Gubernur Riau Syamsuar, Jumat (26/2) pagi di Gedung Serindit Gedung Daerah Provinsi Riau di Pekanbaru.