Dapat Uang Ratusan Juta Sejak Membuka Lahan Tanpa Membakar

Dapat Uang Ratusan Juta Sejak Membuka Lahan Tanpa Membakar

RIAUMANDIRI.CO, KAMPAR - Pria itu bernama Agus Suryono (48), warga Desa Batu Gajah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Ia adalah penerima bantuan Program DMPA (Desa Makmur Peduli Api) dari PT PSPI (Perawang Sukses Perkasa Industri), yang merupakan pemasok bahan baku kayu ke PT Arara Abadi-Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.

Sejak pertama kali Program DMPA PT PSPI diluncurkan pada 2016 di Desa Batu Gajah Kecamatan Tapung, Agus bersama masyarakat lainnya menerima bantuan berupa bibit pertanian holtikultura seperti cabe, sayur-sayuran dan buah-buahan. Agus diarahkan untuk bertani dengan cara pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB).

Selain itu, masyarakat juga diberi bantuan pada bidang perikanan dan alat tangkap, bidang peternakan serta peningkatan ekonomi berupa pelatihan tanaman herbal bagi kaum ibu atau perempuan.


"Saya bersama masyarakat Desa Batu Gajah Kecamatan Tapung sejak 2016 mendapatkan program DMPA dari PT PSPI. Program DMPA ini saya nilai sangat baik, di mana kami mendapatkan keahlian meningkatkan ekonomi kami, mulai dari bimbingan sampai kepada bantuan modal usaha dari PSPI dengan memanfaatkan lahan yang kami miliki dengan cara membersihkan lahan dengan tidak melakukan pembakaran," ujar Agus kepada media, Selasa (23/3/2021).

"Pada 2016 tersebut saya kebagian masuk kelompok pertanian untuk membuka pertanian cabe pada lahan seperempat hektar, dengan modal 4000-4500 batang bibit senilai Rp15 juta. Di masa 4 bulan saya bertani cabe, saya bisa mendapatkan Rp80 hingga Rp100 juta untuk sekali panen, dan itu belum maksimal saya lakukannya dalam setahun," tambahnya.

Desa Batu gajah memiliki tanah agak berpasir, ditambah faktor cuaca, maka Agus menyelingi ladang cabenya denga menanam sayur-sayuran, tanaman kacang-kacangan dan tanaman buah.

"Per tahun dari lahan seperempat hektar tadi, dengan berbagai macam tanaman yang saya tanam, setelah saya keluarkan modal usaha, saya dapat penghasilan tambahan Rp110 sampai Rp140 juta. Dari hasil tersebut saya tabung, dan saya tambah aset usaha saya berupa lahan, kebun dan kolam ikan. Alhamdullilah setelah 5 tahun saya ikut program DMPA dari PT PSPI yang awalnya saya mengambil paket pertanian cabe dengan cara  PLTB, dari seperempat hektar tadi, aset saya saat ini sudah bertambah senilai Rp600 juta berupa, tanah, kebun dan kolam ikan," jelasnya.

"Untuk usaha perkebunan dan pertanian, saya bersama masyarakat Desa Batu Gajah lainnya mengikuti Program DMPA, yakni tidak menggunakan api (membakar). Kami mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari  bapak-bapak dari PT PSPI agar dalam membersihkan lahan dengan tidak membakar," tambahnya.

Sementara itu, Koordinator DMPA CD/CSR partner perusahaan pemasok APP Sinar Mas, Warnoi didampingi oleh Kepala SSD (Sosial Security Departement) Perusahaan partner APP Sinar Mas, Jos Rinaldi dan Staff Rodiyah serta Humas PT PSPI Junaidi dalam kesempatan terpisah kepada media menyampaikan, program ini merupakan salah satu bentuk pencegahan karhutla  (Kebakaran Hutan dan Lahan) di Riau.

"Sesuai dengan arahan dan instruksi dari APP Sinar Mas, PT PSPI yang merupakan salah satu perusahaan pemasok bahan baku ke APP Sinar Mas, harus melaksanakan Program DMPA yang merupakan salah satu program pencegahan dan penanggulan karhutla di Provinsi Riau dengan cara memberikan motivasi kepada masayarakat di sekitar areal operasional perusahaan dalam membuka (membersihkan) lahan dengan cara PLTB, sekaligus menambah dan meningkatkan perekonomian serta taraf hidup masyarakat di sekitar areal konsesi perusahaan," ungkap Warnoi.

"Dengan adanya program DMPA ini, Desa Batu Gajah relatif sangat terjaga dan tercegah dari karhutla," tutupnya.