Riau Kembangkan Produksi HHBK Sendiri

Riau Kembangkan Produksi HHBK Sendiri

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau mulai memproduksi produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Binaan UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

HHBK atau sering juga disebut hasil hutan non kayu (HHNK) merupakan semua benda biologis termasuk jasa lingkungan yang berasal dari hutan atau tegakan hutan, kecuali produk berupa kayu.

Gubernur Riau, Syamsuar, berharap produk hasil hutan milik Riau ini mampu bersaing dengan produk lain dari luar, dan bisa dipasarkan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Gubri pun langsung melaunching produk ini di Ruang Riau Command Center (RCC) Menara Lancang Kuning Kantor Gubernur Riau, Rabu (10/3).


"Produk ini merupakan binaan kelompok-kelompok petani hutan yang dibina oleh UPT KPH Dinas LHK provinsi Riau, melalui binaan binaan tersebut kita harapkan dapat melestarikan gambut sekaligus juga dapat menjaga hutan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujar Gubri Syamsuar.

Dijelask Gubri, untuk pemasaran produk HHBK tersebut yaitu sudah melakukan kerja sama dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Provinsi Riau. Selain itu Gubri juga menyampaikan kepada Kepala Balai Karantina bagaimana supaya produk tersebut bisa dipasarkan keluar negeri sehingga hasil ekspornya lebih besar.

"Pemasarannya sendiri melalui UMKM, kan mereka sudah melakukan kerja sama dengan UMKM. Yang menjadi perhatian kita adalah apa yaitu apa yang menjadi keinginan mereka, seperti misalnya permintaan madu yang mana mereka tidak mau yang kemasan, sehingga harus kita sesuaikan," jelasnya.

Beberapa negara tetangga juga berkeinginan mengambil produk HHBK Binaan UPT Provinsi Riau, tidak dalam bentuk kemasan, yaitu untuk diolah kembali di negara yang menginginkan produk tersebut.

"Menurut saya tak masalah yang penting produk tersebut laku terjual. Kalau ada negara tetangga yang menginginkan silahkan disampaikan. Yang terpenting bagaimana produk ini laku di pasar. Termasuk yang menjadi keinginan mereka seperti misalnya permintaan madu yang mana mereka tidak mau yang kemasan sehingga harus kita sesuaikan," kata Gubri.

Sementara itu, Kepala Dinas LHK Provinsi Riau, Maamun Murod, mengatakan salah satu produk Riau lainnya yaitu, Jernang yang dikembangkan di Kuansing memiliki nilai jual yang tinggi sehingga akan membantu pertumbuhan ekonomi. Penanaman Jernang lahan yang dikelola seluas 1.200 hektare akan memajukan perekonomian masyarakat dan tentunya akan meningkatkan pendapatan daerah.

"Jernang itu kalau dijual satu kilonya Rp4.800.000 yang sudah resinnya ya, dengan hanya diproses secara sederhana yang kemudian mengeluarkan resin. Kedepannya maka masyarakat kuansing akan hebat hebat dan sejahtera dengan dengan jernang karena memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Produk lainnya hasil olahan daerah, juga ada dari Meranti, Bengkalis, Kampar, Pelalawan, Siak, dan lainnya,” kata Murad.