Soal Kelangkaan Premium, Pengamat Menilai Pertamina Harus Transparan
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Hingga hari ini, dari pantauan Riamandiri.co, bahan bakar minyak *BBM( jenis premium di sejumlah SPBU Kota Pekanbaru masih mengalami kelangkaan. Padahal beberapa waktu lalu, pihak Pertamina telah dipanggil Komisi II agar segera membenahi permasalahan yang menyusahkan masyarakat ini.
Sales Brand Manager Pertamina Pekanbaru, Aditya Agung Andrawina mengatakan kelangkaan premium disebabkan adanya oknum-oknum yang "bermain" yang membawa premium dari Pekanbaru menuju Sumatra Barat.
"Khususnya wilayah Sumbar yang sudah tidak ada Premium, memang kami temukan fakta di lapangan. Terjadinya penyelewengan ini dilakukan entah oknum pelangsir atau oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," ujar Aditya, Selasa (2/3/2021).
Menanggapi hal itu, Pengamat Kebijakan Publik UIN Suska Riau, Elfiandri menilai Pertamina harus transparan dan membuka kepada publik siapa pihak yang diduga bermain tersebut. Sebab, Pertamina merupakan BUMN yang menyelenggarakan program pemerintah. Jika asumsi masyarakat buruk terhadap pertamina, dikhawatikan juga akan buruk terhadap program-program negara yang lain.
"Hampir setiap tahun masalah ini terjadi. Cuma kita tidak tahu pasti apa penyebabnya. Jika memang ada pihak yang bermain, tolong dibuka saja. Siapa saja SPBU yang terlibat penyelundupan itu. Supaya masyarakat tahu," ungkanya kepada Riaumandiri.co, Kamis (4/3/2021).
"Jangan sampai masyarakat menduga-duga negatif kepada Pertamina. Sebab, kalau sudah begitu, program negara yang lain bisa kena imbas dugaan negatif tadi. Sehingga, orang kalau sudah punya konstruksi negatif, bisa jadi masyarakat tidak akan mau berpartisipasi sama negara ini. Ini bisa panjang. Karena pemerintah itu satu kesatuan. Apalagi ini pelayanan yang langsung menyentuh masyarakat," tambahnya.
Selain itu, Elfiandri mengusulkan agar pertamina mengadakan semacam kontak pengaduan dari masyarakat. Sehingga, jika ada kecurigaan terhadap gerak-gerik suatu SPBU, masyarakat bisa langsung membantu melaporkan.
Juga terkait kelangkaan, ketika ada kontak pegaduan, Pertamina juga diharapkan akan cepat tahu di mana saja terjadi kelangkaan.
"Hanya, harus aktif kontaknya. Jangan formalitas saja. Enggak bisa. Kalau bisa, di setiap SPBU dipasang kontak pengaduan itu," tutupnya.