Kadinsos Pekanbaru Sebut Manusia Silver Pemalas

Kadinsos Pekanbaru Sebut Manusia Silver Pemalas

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Fenomena manusia silver yang berada hampir di setiap persimpangan jalan-jalan protokol Kota Pekanbaru disoroti banyak pihak. 

Manusia silver adalah orang yang melumuri sekujur tubuhnya dengan cat berwarna perak, berpose layaknya patung. Di jalanan, mereka menadahkan keranjang, topi petani, atau apa pun sebagai tempat orang-orang memberi "apresiasi" dalam bentuk uang.

Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Mahyuddin menyebut manusia silver pemalas. Keberadaan mereka adalah masalah sosial yang akan segera ditindak tegas.


"Ini masalah sosial. Kalau memang mereka manusia seni, tempatnya bukan di jalan. Tapi di tempat umum dan keramaian. Contohnya di taman. Tapi kalau di jalan dan minta uang, ini jadi masalah sosial. Itu melanggar perda ketertiban sosial," ujar Mahyuddin kepada wartawan, Rabu (17/2/2021).

"Cuma perda ini belum bisa kita laksanakan murni karena sanksinya cuma dua. Denda Rp50 juta atau penjara 6 bulan. Ini kan jadi pidana umum. Prosesnya panjang. Penyelidikan polisi, nanti pengadilan lagi," tambahnya.

Mahyuddin mengaku pihaknya akan mengajukan Perda Penyelenggaraan Ketertiban Sosial, di mana nantinya akan ada 3 jenjang sanksi, yakni sanksi administratif, sanksi sosial, dan terakhir sanksi pidana.

"Tapi nanti sidangnya sidang di tempat saja. Tidak seperti yang sekarang," katanya.

Sementara ini, Mahyuddin menugaskan akan satgas untuk memberi edukasi kepada masyarakat, agar masyarakat tidak lagi memberi sumbangan kepada manusia silver. Dengan demikian, diharapkan manusia silver segera hilang dari Kota Pekanbaru.

"Rumah ibadah banyak. Sumbangkanlah ke mesjid, gereja, ke panti asuhan. Kenapa harus di jalan? Kalau kategorinya, manusia silver itu adalah orang pemalas. Kalau kita kasih duit, berarti kita menumbuhkembangkan pemalas. Badannya sehat-sehat, kerja lain masih bisa. Tapi kenapa bertahan? Karena orang kita terlampau murah memberi sumbangan. Setelah kita selidiki, mereka bekerja itu cuma kira-kira 3 jam, dapat Rp300-Rp400 ribu. Siapa yang tidak mau? Jadi tolonglah biasakan tidak memberi sumbangan di jalan," tutupnya.

Sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru, Firdaus menyebut kegiatan manusia silver adalah bentuk kreativitas. Sementara Pengamat Perkotaan Mardianto Manan menyebut manusia silver pengganggu lalu lintas dan pemandangan kota.