3 Kecamatan di Pekanbaru Belum Bisa Laksanakan STMT

3 Kecamatan di Pekanbaru Belum Bisa Laksanakan STMT

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Proses sekolah tatap muka terbatas (STMT) di Kota Pekanbaru direncanakan dimulai pekan pertama bulan Februari 2021. Tahap awal sekolah tatap muka itu ditujukan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas mengatakan, saat ini pihaknya masih menanti persetujuan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 untuk memulai sekolah tatap muka.

"Belum, kita belum tahu hari apa. Tapi kita usahakan minggu pertama Februari ini sudah mulai. Kita tunggu izin dari tim gugus dulu," kata Ismardi, Minggu (31/1/2021).


Dinas Pendidikan telah mengusulkan sejumlah SMP Negeri yang dinyatakan siap melaksanakan sekolah tatap muka.

Namun, ada beberapa SMP Negeri yang belum dapat memulai sekolah tatap muka. Sekolah itu berada di kecamatan yang berada pada zona orange. Ada tiga kecamatan yang belum dapat melakukan sekolah tatap muka.

"Kecamatan Marpoyan damai, Bukit Raya, dan Rumbai. Dari hasil pemetaan sebaran covid-19, tiga kecamatan ini zona orange belum bisa sekolah untuk buka di tiga kecamatan ini," terangnya.

Karena sekolah tatap muka ini berbasis kecamatan. Proses itu dapat dilakukan hanya pada kecamatan yang berada pada zona hijau dan kuning. Artinya, dari 15 kecamatan di Pekanbaru, 12 Kecamatan diantaranya bakal melakukan sekolah tatap muka.

Ismardi mengungkapkan, dari hasil survei Dinas Pendidikan ke SMP Negeri yang bakal melaksanakan sekolah tatap muka, secara keseluruhan dinyatakan sudah siap mengikuti proses sekolah tatap muka ini.

Pihak sekolah telah melengkapi dan menyiapkan fasilitas protokol kesehatan. Seperti alat pencuci tangan, dan membuatnya jarak pada bangku sekolah.

Sebelum melaksanakan proses sekolah tatap muka, peserta didik dan guru bakal dilakukan pemeriksaan kesehatan. Mereka bakal dilakukan rapid tes secara acak.

Sekolah tatap muka ini hanya berlangsung 1-2 jam dalam satu kali pertemuan. Sekolah tatap muka ini diprioritaskan bagi peserta didik kelas IX SMP Negeri. Namun, tahap awal ini hanya diprioritaskan bagi SMP Negeri di kawasan pinggiran.

"Sekolah tatap muka ini hanya penguatan pembelajaran daring. Pertemuan itu untuk menyerahkan, dan memberikan tugas. Kalau ada materi yang sulit dimengerti, dalam pertemuan itu dibahas," tutupnya.