Pengamat Sebut Bank Sampah Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di Pekanbaru

Pengamat Sebut Bank Sampah Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di Pekanbaru

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pasca-tahun baru, penumpukan sampah tampak hampir di seluruh wilayah Pekanbaru. Ini terjadi sebab sejak 31 Desember 2020 lalu, kontrak PT Godang Tua Jaya dan PT Samhana Indah telah habis. Artinya, mereka tidak lagi bekerja mengangkut sampah di Kota Pekanbaru sesuai zona masing-masing.

Pelayanan pengangkutan sampah di Kota Pekanbaru sebelumnya dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona 1 dikerjakan PT Godang Tua Jaya. Pengangkutan meliputi tiga kecamatan yakni Kecamatan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, dan Kecamatan Marpoyan Damai.

Zona 2 yang dikerjakan PT Samhana Indah.  Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Limapuluh, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kecamatan Sail, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Tenayan Raya adalah wilayahnya.


Kemudian Zona 3 yang diangkut mandiri oleh DLHK, yaitu Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir. 

Namun, sejak kontrak kerja sama habis, seluruh zona dikerjakan oleh DLHK.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Roni Pasla mengaku pihaknya akan segera memanggil dinas terkait agar permasalahan ini tidak berlarut-larut. Sebab, per hari produksi sampah Kota Pekanbaru mencapai hampir seribu ton.

"DLHK kan tahu 31 Desember kontraknya habis. Jadi harusnya dicari kontraktor lain sebelum tanggal 31. Atau perpanjangan kontrak. Jadi tidak gini jadinya," ujar Roni kepada Riaumandiri.co, Senin (4/12/2020).

"DLHK sendiri yang bilang Pekanbaru per hari sampahnya bisa sampai 800 ton. Kalau sampai hari ini sudah hari keempat, kalikan saja lah. Sudah berapa itu. Sementara armada dari DLHL sendiri kita tahu enggak sanggup antisipasi itu. Pokoknya besok, segera kita panggil DLHK, mau kita tanya gimana solusi dari mereka," tambah Roni.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Riau, Rawa El Amady mengatakan seharusnya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melihat persoalan sampah secara global. Bukan sekadar angkut mengangkut sampah saja.

"Bisa sampah itu masyarakat yang mengantar, dengan cara apa? Dengan cara memproduksi sampah dengan cara memproduksi sampah dengan barang yang produktif. Karena di Pekanbaru sudah ada bank sampah, kenapa bank sampah tidak menjadi fokus kerja utama DLHK," cakapnya, Senin (04/12/2020).

Rawa menjelaskan, jika bank sampah dikelola dengan baik dan berkembang pesat, ia memperkirakan persoalan sampah tidak akan terjadi lagi.

"Sampah plastik bisa diolah, sampah organik bisa dijadikan pupuk. Pemerintah jangan berpikir persoalan sampah itu memindahkan sampah dari satu tempat ketempat yang lain. Tapi harus pikir jangka panjang yang lebih sistematis," jelasnya.

Selain itu, terkait lambannya proses lelang pengangkut sampah, Rawa mengatakan kesalahan berada di DLHK Pekanbaru yang lalai dan tidak bisa mengatur jadwal.

"Itu kelalaian besar, persoalan sampah itu penting sekali. Harusnya dia (DLHK) harus sudah mengerti alur tender. Ini jelas kelalaian, dan ini harus jadi tanggung jawab kepala dinas DLHK kenapa proses lelang tidak dilakukan lebih cepat," tutupnya.

 

Reporter: M Ihsan Yurin



Tags SAMPAH