Daerah Zona Kuning Harus Terapkan Prokes Jika Buka Sekolah Tatap Muka

Daerah Zona Kuning Harus Terapkan Prokes Jika Buka Sekolah Tatap Muka

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Gubernur Riau Syamsuar kembali mengingatkan bagi sekolah di zona kuning penyebaran Covid-19 yang ingin menerapkan belajar tatap muka wajib menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) protokol kesehatan (Prokes) Covid-19. Di mana setiap sekolah harus menyiapkan tempat cuci tangan dan sabun. Kemudian jarak siswa juga harus diatur saat proses belajar mengajar, termasuk menggunakan masker.

"Yang terpenting bagi sekolah yang akan membuka belajar tatap muka menyesuaikan adaptasi kebiasaan baru dan harus menerapkan SOP protokol kesehatan. Karena di dalam lokal tidak bisa menampung semua jumlah murid. Maka harus ada menambah jam mengajar. Jadi semua harus dibahas secara mendalam, sehingga tidak menyulitkan proses belajar mengajar, namun protokol kesehatan tetap dijalankan," ujar Gubri, Syamsuar, Minggu (22/11/2020).

Dijelaskan Gubri, ia berencana akan meninjau sekolah SMA/SMK dan SLB yang berencana akan menerapkan belajar tatap muka. Karena saat ini kondisi penyebaran kasus positif Covid-19 di Riau mulai melandai. Sementra beberapa daerah sudah masuk dalam zona kuning dan orange.


"Jadi semua harus dirembukkan. Kita juga ingin memastikan sekolah yang buka belajar tatap muka ini sudah menerapkan protokol kesehatan atau belum, karena kita tidak ingin setelah ini ada kasus di sekolah. Kalau daerah yang zona kuning dan hijau bisa menerapkan sekolah tatap mula dengan protokol kesehatan dengan seizin kita,” katanya.

Sementara itu, data Informasi perhari Minggu (22/11) di Provinsi Riau terdapat penambahan 171 kasus terkonfirmasi Covid-19. Kabar baiknya, terdapat penambahan 177 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Kabar duka, terdapat penambahan 5 pasien yang dinyatakan meninggal dunia karna Covid-19.

Total terkonfirmasi 18.603 kasus, I=isolasi mandiri 1.796 orang, rawat di RS 280 orang, sembuh 16.113 orang dan 414 meninggal dunia. Suspek yang Isolasi mandiri berjumlah 6.362 orang, isolasi di RS berjumlah 111 orang, selesai isolasi berjumlah 45.084 orang, meninggal berjumlah 164 orang. Total suspek berjumlah 51.721 orang.


Reporter: Nurmadi