Ini Isi Surat Ridwan Kamil Minta Jokowi Cabut UU Ciptaker

Ini Isi Surat Ridwan Kamil Minta Jokowi Cabut UU Ciptaker

RIAUMANDIRI.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengirim surat kepada Presiden Jokowi untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Omnibus Law Cipta Kerja. Surat bernomor 560/4395/Disnakertrans itu diteken pada Kamis (8/10/2020).

Emil, sapaannya, mengatakan surat ini dikirimkan lantaran ada rekomendasi dari perwakilan serikat buruh. Bila sesuai rencana, surat ini akan dilayangkan ke Istana besok, Jumat (9/10).

Surat itu beredar di akun twitter @Gilang_Mahesa yang diunggah hari ini pukul 14.31 WIB. 


Kepala Sub Bagian Pelayanan Media Pemprov Jawa Barat Asep Yudi telah membenarkan keabsahan surat tersebut.

"Iya, itu surat yang dibacakan Pak RK di depan massa demonstrasi tadi," kata Asep.

Dalam suratnya Emil, sapaan Ridwan Kamil, menyampaikan aspirasi serikat buruh yang menolak Omnibus Law Cipta Kerja.

"Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyampaikan Aspirasi dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang menyatakan dengan tegas Menolak Omnibus Law Cipta Kerja yang telah disahkan menjadi Undang-Undang serta meminta diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU)," demikian bunyi paragraf kedua surat RK yang dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (8/10).

Emil juga meneken satu surat lain bernomor 560/4396/Disnakertrans, yang juga berisi penolakan terhadap UU Ciptaker.

DPR dan pemerintah telah mengesahkan UU Ciptaker pada Rapat Paripurna, Senin (5/10) lalu. Poin-poin dalam UU tersebut banyak menuai protes karena dinilai memangkas hak buruh dan berpotensi memicu kerusakan lingkungan.

Gelombang demonstrasi dari buruh dan mahasiswa digelar merespons pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja. Unjuk rasa spartan digelar sejak Selasa (6/10) hingga hari ini. 

Bentrok terjadi di sejumlah daerah, termasuk Bandung. Ribuan orang dari elemen mahasiswa dan buruh berdemonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat.

Sekitar pukul 17.00 WIB demonstrasi mulai memanas, terdengar massa aksi berteriak buka gerbang. 

Massa kemudian melempari botol air mineral, batu, kayu serta molotov ke arah polisi. Aparat membalas dengan tembakan gas air mata dan tembakan peringatan.