Prabowo Jalin Kerja Sama Pengembangan Reaktor Berbahan Bakar Thorium Tenaga Nuklir

Prabowo Jalin Kerja Sama Pengembangan Reaktor Berbahan Bakar Thorium Tenaga Nuklir

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Kementerian Pertahanan RI yang dipimpin Prabowo Subianto melalui Badan Penelitian Pengembangan dan ThorCon International, Pte. Ltd. menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pengembangan teknologi reaktor berbahan bakar thorium atau Thorium Molten Salt Reactor (TMSR). Arah kerja sama ini adalah untuk penggunaan bagi pertahanan negara.

"Melalui kerja sama ini dapat dilihat sebagai kebangkitan nuklir di Indonesia dan titik awal Indonesia menjadi bangsa besar sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendiri Bangsa Indonesia, Ir Soekarno yang lebih dari 60 tahun yang lalu mengatakan untuk menjadi bangsa besar Indonesia harus menguasai nuklir," kata Kepala Perwakilan ThorCon International Pte. Ltd, Bob Effendi, dalam pernyataan resmi, Jumat (24/7).

Bob seperti dikutip dari Antara, mengatakan acara penandatanganan kerja sama tersebut berlangsung di Kantor Balitbang Kemhan di Jakarta Selatan, Rabu (22/7/2020).


Menurutnya, penggunaan thorium sebagai bahan bakar reaktor merupakan bentuk inovasi teknologi di bidang ketenaganukliran yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan karena lebih aman dan sulit dijadikan bahan pembuatan senjata nuklir. Bahan baku thorium sendiri merupakan sumber daya yang berlimpah di Indonesia.

"Tak hanya itu, thorium memiliki densitas energi yang jutaan kali lebih besar dari energi fosil dan tidak menghasilkan emisi sehingga bukan saja ramah lingkungan tetapi juga dapat menggantikan batu bara sebagai energi andalan yang tidak lama lagi akan habis," lanjut Bob.

Dalam kerja sama ini, ThorCon akan memberikan asistensi dan dukungan teknis kepada Balitbang Kementerian Pertahanan dalam mengembangkan reaktor TMSR skala kecil di bawah 50 MW. Pengembangannya dalam rangka pertahanan negara yang dapat di tempatkan pada khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), sehingga menjadikan Indonesia negara besar dan kuat.

Sementara itu Kepala Balitbang Kementerian Pertahanan, Anne Kusmayati, mengungkapkan bahwa pengembangan daya berbasis thorium di Balitbang Kemhan telah sejalan dengan kebijakan Kementerian ESDM.

Keputusan Menteri ESDM No. 39K/20/MEM/2019 Tentang RUPTL Tahun 2019-2028, mengamanatkan perlunya langkah nyata menyiapkan proyek pembangunan PLTN mengingat sumber energi fosil semakin langka. Sementara itu pada sisi lain, pertimbangan masa pembangunan PLTN yang sangat lama.

"Program pengembangan daya berbasis thorium yang telah dimulai pada Tahun Anggaran 2019 dan akan berlangsung hingga Renstra 2020-2024 dan kemungkinan dapat berlanjut merupakan bentuk upaya Kementerian Pertahanan menjadi inisiator atau pengungkit dalam penguasaan teknologi nuklir generasi ke-4 yang memanfaatkan thorium yang tersedia melimpah di Indonesia," katanya.