Matangkan Belajar Tatap Muka, Bupati Rohil Tinjau Kesiapan Sekolah

Matangkan Belajar Tatap Muka, Bupati Rohil Tinjau Kesiapan Sekolah

RIAUMANDIRI.ID, ROKAN HILIR - Di sela-sela kegiatan peresmian posko Jaga Kampung di Dusun Palm Jaya, Kepenghuluan Balam Jaya, Kecamatan Balai Jaya, Bupati Rokan Hilir Suyatno beserta rombongan meninjau kesiapan sekolah-sekolah yang berada di kawasan perkebunan.

Peninjauan ini untuk memastikan kesiapan pihak sekolah dalam menerapkan sistem belajar tatap muka pasca-larangan belajar tatap muka yang diterbitkan oleh Pemkab Rohil beberapa hari lalu.

Bupati dan rombongan ingin memastikan bahwa sekolah sudah dalam kondisi siap melaksanakan kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan cara tatap muka.


"Hari ini memang kami meninjau kondisi kesiapan sekolah menghadapi sistem pembelajaran di masa new normal,” kata Suyatno kepada Riaumandiri.id, Senin (20/7/2020).

Suyatno mengungkapkan bahwa dari peninjauan itu diketahui bahwa sekolah sudah memenuhi persyaratan. "Untuk penerapan protokol kesehatan harus dapat dipenuhi sebelum sistem benar-benar dimulai. Memenuhi semua ketentuan dinilai penting harus dapat dilakukan, karena ini menyangkut keselamatan dan kesehatan siswa dan guru," terang Bupati.

Kendati Rokan Hilir berada di zona hijau, namun sejalan dengan masih besarnya ancaman virus covid-19, maka Pemkab Rokan Hilir sementara ini melarang dilaksanakan belajar tatap muka.

"Untuk sekarang, KBM dengan tatap muka belum diperbolehkan, sementara kita pakai sistem Daring dulu,” jelas dia.

Dia juga meminta agar nantinya pihak sekolah dapat menambah sumber daya manusia untuk memaksimalkan penerapan sistem protokol kesehatan di sekolah berjalan dengan baik.

“Sekolah harus menambah sumber daya manusia, untuk menerapkan protokol kesehatan. Jadi tambah petugas untuk mengecek suhu tubuh dengan thermogun, untuk melakukan penyemprotan disinfektan,” pinta dia.

Bahkan di hadapan para guru di sekolah swasta SMP Bina Siswa, dengan tegas Bupati mengingatkan kepada seluruh tenaga pengajar untuk tetap sabar dan tidak memaksakan diri.

"Kita kan tidak tahu dari mana datangnya masyarakat. Jadi kita harus bersabar dan jangan memaksakan diri. Kasihan anak-anak kita jika kita paksakan. Inilah alasan kita pemerintah sehingga mengambil keputusan ini," ungkap Suyatno. 

 

Reporter: Jhoni Saputra