Terkait Penanganan Konflik Harimau Sumatra di Riau, KLHK Berikan 47 Penghargaan

Terkait Penanganan Konflik Harimau Sumatra di Riau, KLHK Berikan 47 Penghargaan

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Sebanyak 47 penghargaan diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada berbagai pihak yang dinilai berjasa dalam penanganan konflik harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) dengan manusia yang selama ini terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Penghargaan tersebut di antaranya diberikan pada Pemerintah Kabupaten Inhil, Polres Inhil, Kodim 0314 Inhil, KPHP Mandah, dan 37 pegawai, Polhut, dokter hewan, dan tenaga pengaman hutan lainnya di BBKSDA Riau.

Kemudian penghargaan juga diberikan kepada pihak perusahaan, yakni, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, PT Arara Abadi, yang merupakan unit usaha Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas dan PT Riau Indo Agropalma (RIA) yang juga mitra pemasok bahan baku dari APP Sinar Mas. Penghargaan untuk perusahaan tersebut diterima oleh Direktur PT Arara Abadi Edi Haris.


Selain itu, KLHK juga memberikan penghargaan kepada Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan wartawan detikcom Haidir Tanjung dan wartawan Riau Pos Kunni.

Penghargaan diserahkan oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Wiratno, mewakili Menteri LHK di Ruang Gajah Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, di Kota Pekanbaru, Kamis (16/7/2020).

“Ini penghargaan yang paling banyak saya serahkan dalam sehari selama jadi Dirjen,” kata Wiratno.

Wiratno menyatakan, sangat mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam penanganan satwa dilindungi tersebut, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri, yayasan konservasi satwa, perusahaan, jajaran BBKSDA Riau, dan jurnalis yang ikut terlibat dalam upaya penanganan konflik tersebut. 

“Penghargaan ini tak ternilai harganya. Terima kasih kami ucapkan, salam dari Ibu Menteri (LHK) karena Anda semua begitu tulus melakukan upaya penyelamatan harimau ini,” ujarnya.

Ia berharap ini adalah momentum yang bagus untuk kolaborasi semua pihak agar konflik tidak terjadi lagi. Pihak pemegang konsesi juga diharapkan menjaga areanya dari jerat dan aktivitas perburuan yang mengancam satwa dilindungi.

“Tolong lakukan pembersihan jerat, jangan sampai ada jerat di konsesi perusahaan,” ujarnya.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, menambahkan konflik harimau sumatra dan manusia di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) berlangsung sangat lama dan menguras waktu dan energi. Untuk satu kasus harimau yang paling menyita perhatian, yakni kasus harimau diberi nama Bonita, upaya penangkapannya mencapai dua tahun. 

Meski begitu, ia bersyukur ada hikmah dalam upaya bersama tersebut karena adanya kekompakan dari semua pemangku kebijakan untuk saling membantu. Pihak perusahaan dinilai juga banyak membantu dalam penanganan konflik tersebut.

“Bahkan setelah kasus Bonita, konflik harimau seperti gak selesai-selesai. Hal ini menjadi sejarah kebersamaan mulai dari TNI, Polri, perusahaan, masyarakat, dan semua pihak sebagai wujud kebersamaan. Hari ini KLHK berikan penghargaan yang mungkin gak ada nilai rupiahnya, tapi bagi kami ini luar biasa untuk penyelamatan harimau sumatra,” kata Suharyono.

Sementara itu, Wakil Bupati Inhil Syamsudin Uti usai penyerahan penghargaan menyatakan apresiasinya terhadap jajaran BBKSDA Riau karena selalu merespon cepat ketika menerima laporan konflik harimau dan manusia di Inhil. 

Ia berharap ada strategi dari KLHK untuk mencegah konflik satwa dilindungi dengan manusia. Karena, Kabupaten Inhil terdapat banyak harimau sumatra (panthera tigris sumatrae). 

“Tentu kita tak ingin ini terus terjadi karena harimau sumatra adalah satwa yang harus kita jaga agar tak punah,” katanya.

Kolaborasi Kegiatan Sisir Jerat

Di tempat yang sama, Direktur PT Arara Abadi, Edi Haris, kepada media menyampaikan ungkapan terima kasih perusahaan kepada Menteri KLHK dan Dirjen KSDAE serta BBKSDA beserta tim yang telah mengpresiasi dan memberikan penghargaan kepada perusahaan PT Arara Abadi, PT RIA dan APP Sinar Mas yang dipercaya berkolaborasi dalam penanganan konflik harimau dan manusia di Provinsi Riau. 

"Bagi perusahaan yang ada dalam naungan APP Sinar Mas bersama seluruh mitra pemasok siap memberikan kontribusi yang optimal guna mewujudkan ko-eksistensi antara masyarakat dan satwa kunci di sekitar wilayah operasional perusahaan PT Arara Abadi," kata Edi Haris. 

Salah satu komitmen dan kontribusi tersebut, di samping secara rutin dan mandiri setiap bulannya, PT Arara Abadi dan mitra pemasok APP Sinar Mas, dan dipimpin oleh BBKSDA Riau juga telah melakukan kolaborasi kegiatan sisir jerat dan perburuan liar dan Ilegal. 

"Dalam bulan ini untuk kedua kalinya akan dilakukan kembali kolaborasi kegiatan sisir jerat pada kawasan yang dianggap rawan pemasangan jerat hewan yang dilindungi, seperti di sekitar areal konservasi maupun di areal konsesi perusahaan. Kegiatan sisir jerat ini sekaligus mengedukasi. Kami harapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga keberlangsungan satwa kunci dan mengurangi resiko terjadinya konflik manusia – satwa,” jelas Edi Haris.