95% Bahan Baku Obat Masih Impor, Menkes Terawan: Perlu Investasi Kimia Dasar

95% Bahan Baku Obat Masih Impor, Menkes Terawan: Perlu Investasi Kimia Dasar

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Indonesia masih tergantung impor bahan baku obat. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sidang kabinet November 2019 lalu menyatakan 95% bahan baku pembuatan obat-obatan di Indonesia masih impor.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Selasa (14/7/2020), impor bahan baku farmasi itu kembali disinggung. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun buka suara memberi penjelasan.

Menurut Terawan, untuk mengembangkan bahan baku obat sendiri, Indonesia perlu investasi di bidang kimia dasar sebab bahan baku obat tidak bisa diambil dari tumbuh-tumbuhan murni, ada proses lagi untuk menjadikannya sebagai bahan kimia dasar.


"Bahan baku obat itu menyangkut bahan baku kimia dasar, sehingga otomatis memerlukan investasi di bidang kimia dasar," kata Terawan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (14/7/2020).

Akan tetapi, bukan berarti pemerintah tidak berupaya menghadirkan investasi pengembangan kimia dasar tersebut. Menurut Terawan pihaknya telah mengkomunikasikan hal tersebut dengan berbagai pihak terutama Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi agar penarikan investasi (Menko Marves) ke sana mudah diperoleh.

Namun, hikmahnya ada pandemi COVID-19 ini justru memuluskan niar pemerintah terkait hal tersebut.

"Investasi kimia dasar dengan adanya COVID-19 ini sebenarnya ada peluang, karena ada pemindahan industri-industri kimia dasar untuk mencari tempat pembuatan, tempat investasi. Kadang-kadang terkendala karena menyangkut juga lingkungan, dampak lingkungan dan sebagainya. Tapi saya kira ini sudah iklimnya untuk investasi bahan baku dasar obat sudah sangat progres dan Menko marves juga berkali-kali membuat video conference dengan kita semua untuk ikut membantu terciptanya produksi bahan baku obat," paparnya.

Terawan menambahkan, pengembangan obat-obatan dari bahan baku alam juga sudah banyak berkembang di Indonesia. Pemerintah RI bukan berarti mengabaikan bahan baku alam yang kaya ini.

"Untuk bahan baku dari alam, memang sudah aktif termasuk dari Dexa Medica dan sebagainya, memproduksi stimuno, memproduksi macam-macam termasuk dari Sido Muncul memproduksi banyak hal," imbuhnya.

Namun, selain fokus mengembangkan bahan baku obat secara mandiri, perlu juga koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah serta daerah, agar obat-obatan produksi dalam negeri terserap secara maksimal di masyarakat.

"Memang ada 2 hal yang harus disadari, apakah semuanya harus di support dari pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah juga harus bisa membelinya karena dengan adanya DAK (Dana Alokasi Khusus), DAU (Dana Alokasi Umum) dan juga kemampuan swasta untuk membeli. Tidak mungkin dengan desentralisasi ini masih kita yang dari pusat yang harus memberikannya," pungkas Terawan.



Tags Kesehatan