Rianda Anak Yatim di Pekanbaru Senang Diinformasikan Diterima di SMKN 5

Rianda Anak Yatim di Pekanbaru Senang Diinformasikan Diterima di SMKN 5

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Rianda, anak yatim yang terancam putus sekolah akhirnya bisa bernafas lega setelah mendapatkan informasi dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi Riau akan disekolahkan di SMK 5 Pekanbaru.

Rian pun tak mampu menahan haru setelah didatangi pihak sekolah SMK 5 Pekanbaru untuk mensurvei langsung rumah dan kondisi keluarganya, di Jalan Baung, Perumnas, Rumbai.

“Ahamdulillah, saya tadi dikunjungi pihak sekolah SMK 5, dan saya besok disuruh membawa berkas ke sekolah. Saya senang kali bisa sekolah, ibu saya awalnya berat mau sekolahkan saya di swasta kalau tak diterima di sekolah negeri. Tadi ibu tak ada di rumah waktu orang dinas ke rumah, ibu pagi-pagi dah ngojek,” kata Rianda, saat dihubungi, Selasa (14/7).


Sementara itu, orangtua Rianda, Linda, yang setiap harinya bekerja sebagai tukang ojek untuk menghidupi anak-anaknya, juga mengaku sangat bersyukur pemerintah mau mendengar keluhannya. Tak ada yang bisa diucapkan selain doa dan rasa syukurnya. Anaknya Rian sekolah di sekolah negeri.

“Terimakasih ya Allah, terimakasih kasih banyak kami ucapkan kepada bapak Gubernur provinsi Riau, Bapak Kadisdik provinsi Riau yang telah membantu anak yatim ini. Kami ini dari keluarga yang tidak mampu untuk dapat melanjutkan pendidikan di sekolah negeri yang gratis, kalau sekolah swasta saya tak sanggup,” kata Linda.

“Semoga Allah SWT membalas segala bantuan dari bapak dengan pahala yang berlipat ganda, diberikan kesehatan dan dimudahkan rezeki buat bapak keluarga, aamiin,” ungkap Linda, sambil berdoa.

Sebelumnya diberitakan, mulai Senin (13/7), seluruh siswa sudah memulai pelajaran tahun ajaran baru, dengan sistem daring di masa pandemi covid-19. Tapi bagi Rianda, anak yatim yang tinggal di Rumbai ini terancam putus sekolah, karena hingga saat ini belum juga ada sekolah negeri yang mau menerimanya untuk masuk di jalur afirmasi atau siswa miskin.

Rian hanya menerima pasrah dengan kondisi ibunya yang hanya tukang ojek, dan menghidupi 3 adik-adiknya yang duduk di bangku SD dan SMP, yang tak akan mampu menyekolahkannya di sekolah swasta. Kini Rian hanya berharap bantuan dari Gubernur Riau, agar ia bisa sekolah di SMK negri yang ditujunya.

“Saya sangat ingin sekali melanjutkan sekolah, tapi apa daya ibu saya hanya tukang ojek, ayah saya sudah meninggal dunia. Saya sudah mendaftar di SMK 7 Pekanbaru dengan jalur afirmasi saat PPDB lalu, tapi hanya waktu dua hari nama saya hilang,” kata Riyan.

“Saya mencoba lagi mendaftar ke SMK 5, sama lewat jalur afirmasi, tapi di akhir-akhir pendaftaran nama saya kembali hilang. Padahal pada saat pendaftaran terakhir dan penutupan pendaftaran nama saya masih ada. Mau masuk sekolah swasta ibu saya bilang tidak ada biaya, kini saya berharap kepada pak Gubernur mau memasukkan satu nama saya di sekolah negeri,” harap Rian.

Dikatakan Rian, ia banyak membaca berita bahwa pemerintah Provinsi Riau akan menggratiskan sekolah bagi siswa tidak mampu. Namun kenyatannya yang diterimanya tidak seperti yang dikatakan pemerintah Provinsi Riau. Ternyata siswa miskin seperti dirinya yang juga anak yatim tidak bisa sekolah di sekolah negeri yang katanya tidak berbayar.

“Mewah, mewah yang dikatakan Gubernur ternyata memang hanya untuk yang mewah saja. Bukan bagi kami siswa miskin dan yatim ini. Saya hanya mengandalkan surat miskin dari RT, RW dan Lurah, ternyata tak diterima,” cerita Riyan kala itu.


Reporter: Nurmadi