Manfaatkan Alat Sederhana, Masyarakat Sakai Menangkap Belut Gunakan Botol Bekas Air Mineral

Manfaatkan Alat Sederhana, Masyarakat Sakai Menangkap Belut Gunakan Botol Bekas Air Mineral

RIAUMANDIRI.ID, MUARA BASUNG - Selain sehari-hari menjadi nelayan menangkap atau memancing ikan serta bercocok tanam, masyarakat Bathin Sakai Beringin (Suluk Bungkal, Jihat Keramat, Sialang Rimbun), juga melakukan usaha sambilan menangkap belut dengan alat yang sangat sederhana, yakni memanfaatkan botol bekas air mineral. Hal ini terlihat saat kunjungan tim media ke Desa Koto Pahit Beringin, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis.

Menurut Pimpinan Bathin Beringin Sakai, Uka Sopian (39) yang juga masyarakat Dusun 2 Sialang Rimbun, Desa Muara Basung Kecamatan Pinggir, didampingi Juner Ketua RT Muara Basung dan tokoh masyarakat Ujang Mindar, Kamis (25/6/2020), alat penangkap belut ini dibuat dari bekas botol air minum mineral ukuran 1 liter, ditambah dengan kain jaring sepanjang sekitar 80 cm dengan umpan dari ubi menggalo. 

"Selama ini dengan menggunakan alat sederhana ini kita menangkap belut yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat kami sakai. Sehari-hari kita bisa menghasilkan 8 s/d 10 kg belut untuk 50-60 bubu yang kita pasang sore hari dan besok pagi kita panen. Yang penting memasang bubu belut ini jangan melawan arus air di sungai. Kita memasangnya sesuai arah arus air, saat ini harga 1 kg belut Rp40.000," jelas Uka Sopian.


"Kami mengucapkan terima kasih pada perusahaan yang telah membantu kami, khususnya kepada warga kami (Sakai). Seperti inilah sebenarnya yang kami inginkan dari perusahaan, tidak lebih daripada itu. Kami memang sangat berterima kasih kepada perusahaan yang telah membuka mata kepada masyarakat Sakai. Kami juga berharap kepada perusahaan, jangan hanya sebatas bantuan ini saja, apa program perusahaan ke depannya yang sesuai dengan aturan pemerintah, seperti penanaman ubi menggalo yang selama ini jadi makanan kami, itu yang menjadi keluh kesah kami,” tutur Uka.

Sementara itu, Jos Rinaldi, Kepala Program DMPA dan CD/CSR PT AA Wilayah Riau, didampingi Nurul Huda, Public Relations (PT AA-APP SMF) Wilayah Riau, Pimpinan Forest Protection Distrik Duri 2, Sudarta serta Bagian CD Sutrisno dan Staff Distrik Lambok, menyampaikan, sebanyak 3.000 alat perikanan bubu (penangkap) belut diserahkan PT Arara Abadi sebagai program DMPA (Desa Makmur Peduli Api) PT Arara Abadi-Asia Pulp & Paper Sinar Mas Forestry (PT AA-APP SMF) Wilayah Riau kepada masyarakat Sakai Bathin Beringin di Dusun Suluk Bungkal, Desa Kotapait Beringin, Kecamatan Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis.

Jos menambahkan, 3.000 bubu belut ini diserahkan untuk 30 KK (Kepala Keluarga) masyarakat Sakai, di mana masing-masing KK mendapatkan 100 bubu belut. 

"Ini merupakan hasil dari pertemuan FGD (Forum Group Discution) 2018 di Kota Pait dengan masyarakat Bathin Beringin. Pemberi bantuan ini sesuai dengan permintaan dari masyarakat sakai dari FGD tadi dan juga melihat potensi sumber daya alam nya. Hasil FGD itu permintaan masyarakat sakai berupa UKM (Usaha Kecil Menengah) berupa anyaman tikar dan alat penangkap belut," kata Jos.

Selain menyerahkan bantuan 3.000 bubu alat penangkap belut ini, perusahaan juga membantu permodalan masyarakat Sakai untuk kelompok kaum ibu-ibu masyarakat Sakai, yakni kegiatan anyaman tikar pandan oleh kaum Ibu-ibu dari Bathin Beringin.

"1 kelompok penganyam tikar pandan terdiri dari 10-15 orang. Jadi baik kaum bapak maupun kaum ibu dari saudara kita masyarakat Sakai ini, sama-sama dapat menghasilkan perekonomian untuk keluarga. Kami melihat tumbuhan pandan banyak tumbuh digunakan oleh masyarakat sakai dari kaum ibu-ibu, jadi kita bantu permodalannya," jelas Jos.

"Sementara itu untuk bubu belut, kita sama-sama mengetahui selama ini masyarakat kita suku sakai ini keseharian banyak berusaha menangkap ikan, jadi saudara kita dari suku sakai ini, selain berusaha sehari-hari menangkap ikan, juga sambilan menangkap belut. Hal ini menjadi dasar dari permintaan dari masyarakat kita suku Sakai ini, ini bukan pakasaan dari perusahaan tetapi memang permintaan dari masyararakat kita dari Suku Sakai. Selain program ini, kita juga akan buat program lainnya sesuai dengan keinginan masyarakat sakai,” beber Jos.

Ketika ditanya keterkaitan program bantuan bubu belut dan anyaman tikar kepada masyarakat Sakai Bathin Beringin dengan Program DMPA, Jos menambahkan, selama ini kita ketahui masyarakat suku sakai ini, bersahabat dengan alam dari dahulunya.  
"Jadi masyarakat Sakai ini berkomitmen untuk pencegahan kebakaran, masyarakat sakai ini berkomitmen sekali untuk tidak merusak alam, masyarakat ini sangat anti sekali dengan kebakaran. Jadi inilah salah satu yang jadi keterkaitan program ini dengan Program DMPA PT.AA-APP.SMF, yang mana perusahaan dan masyarakat dari suku Sakai ini sama-sama sangat anti dengan kebakaran,” kata Jos menambahkan.

Dengan adanya bantuan dari perusahaan ini, dapat membantu peningkatan perekonomian masyarakat Sakai Bathin Beringin, yang mana dari perhitungan mereka dapat menghasil belut 8 s/d 10 kg belut perhari/orang dari 50 s/d 60 Bubu. Jadi kalau 100 Bubu/orang, maka diharapkan mendapatkan 20 Kg belut per hari/orang, dan harga belut di pasaran saat ini mencapai Rp40.000/kg.

Sementara itu, tokoh masyarakat Sakai Ujang Mindar (34) yang juga sebagai Tungkek (Wakil) Bathin, penduduk Dusun Jihat Keramat Desa Muara Basung, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, mengucapkan banyak terima kasih kepada perusahaan yang telah datang dari jauh menemui mereka masyarakat suku sakai.

"Tolonglah bantu kami dan tolong bina kami yang selama ini kami terpendam dan terendam, keluhan kami, kami mau berbuat tapi seolah-olah kami ini tidak mampu. Bukan kami tidak mampu, tetapi memang kekurangan kami banyak. Kami tulus dan ikhlas, binalah kami setulus-tulusnya. Kami dari Dusun JIhat Keramat dengan berlapang dada mengucapkan ribuan terimakasih kepada bapak-bapak perusahaan yang jauh datang, meninjau kediaman dan perkumpulan kami. Atas keluarga kami di sini, kami siap bermitra dengan pihak perusahaan PT Arara Abadi," ungkap Ujang Mindar.