Klaim PPDB Berjalan Baik, Disdik Riau Akan Maping Sekolah Bisa Menerima Siswa Afirmasi

Klaim PPDB Berjalan Baik, Disdik Riau Akan Maping Sekolah Bisa Menerima Siswa Afirmasi

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Zul Ikram, mengklaim pelaksanaan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berjalan dengan baik, meski ada beberapa permasalahan terkait penerimaan melalui zonasi dengan menggunakan kartu keluarga dan surat keterangan.

“Alhamdulillah, pelaksaanaan PPDB telah selesai dengan baik, memang ada permasalahan dan telah diselesaikan terkait dengan zonasi. Kita telah menyelesaikan penerimaan pendaftaran melalui online setelah penutupan di hari akhir pendaftaran,” ujar Kadisdik Riau, Zul Ikram, Sabtu (26/6/2020).

“Secara umum dari Rokan Hilir sampai Inhil, berjalan lancar, walupun ada beberapa titik memang terjadi persoalan-persoalan, tapi tidak terjadi secara general. Seperti di Pekanbaru ada di SMA 8 dan SMA 1, Insya Allah masih bisa kita atasi,” ujarnya lagi.


Kadisdik juga menyikapi terkait penerimaan siswa Jalur Afirmasi (Keluarga ekonomi tidak mampu yang berada dalam zona) paling sedikit 15 persen dari daya tampung satuan pendidikan. Jalur ini dalam proses pendaftarannya dengan mengunggah Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau bukti lainnya yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah (Lurah/Kepala Desa setempat) bagi calon peserta didik dari keluarga kurang mampu/miskin. 

Zul Ikram menjelaskan, bagi siswa afirmasi yang belum diterima di sekolah yang dituju, pihaknya akan mencarikan program lain bagaimana mereka bisa sekolah di sekolah negeri. Karena dari PPDB yang telah dijalani, banyak 
siswa jalur afirmasi tergeser dengan sendirinya, akibat dari sistem yang berjalan di sekolah. 

“PPDB sesuai aplikasi dan sistem. Sistem yang ada IT-nya. Nanti akan lihat di sekolah-sekolah negeri mana yang masih buka. Dan akan kita suplay, kita prioritaskan kepada anak-anak tersebut. Kita maping lagi beberapa hari ke depan, sekolah mana yang memungkinkan kalau dia masih bisa masuk di sekolah negeri yang miskin tadi,” jelasnya. 

“Inilah yang kita buat bagaimana polanya, tapi memang yang miskin tadi itu bisa menjadi prioritas, sekolah negeri mana yang masih bisa memungkinkan. Bagaimana mereka bisa sekolah dengan jalur afirmasi, setelah dilakukan maping terhadap sekolah yang masih bisa menerima siswa,” ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang warga Rumbai, Linda, mengaku kecewa dengan sistem online yang telah diikuti anaknya saat mendaftar sebagai siswa jalur afirmasi. Di hari terakhir pendaftaran tanggal 25 Juni pukul 23.30 WIB, nama anaknya Ardi Putra, masih masuk dalam jalur afirmasi. Namun sayangnya, pada siang harinya tanggal 26 Juni, nama anaknya tidak lagi muncul di sekolah yang ditujunya, yakni SMK Negeri 7 Pekanbaru. 

“Saya tidak menyangka saja, padahal pendaftaran sudah tutup, dan tiba-tiba nama anak saya sudah tidak ada lagi di daftar penerimaan siswa. Tolonglah pak kepala dinas, kalau masuk sekolah swasta tak sanggup saya menyekolahkannya. Saya hanya bekerja sebagai gojek,” harap Linda, yang menghidupkan 4 orang anaknya sendiri, setelah suaminya meninggal tiga tahun yang lalu. 


Reporter: Nurmadi