Indonesia Sedang Uji Klinis Obat Herbal COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet

Indonesia Sedang Uji Klinis Obat Herbal COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Indonesia tengah melakukan uji klinis pada kandidat imunomodulator atau obat herbal Covid-19 untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, sejak Senin (9/6/2020).

Uji klinis dilakukan oleh tim yang beranggotakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, serta tim dokter Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran. Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertindak sebagai pengawas uji klinis.

Dalam praktiknya, pengujian dilakukan pada 90 pasien COVID-19. Dua produk yang akan diuji klinis adalah cordyceps militaris dan kombinasi herbal yang terdiri dari rimpang jahe, meniran, sambiloto, dan daun sembung.


“Uji klinis ini merupakan tonggak sejarah bagi pengembangan suplemen dan obat di Indonesia,” papar Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam keterangan resminya, Kamis (11/6/2020).

Badan POM Rilis Daftar Herbal Lokal yang Diharapkan Ampuh Lawan Covid-19

Handoko melanjutkan, ini merupakan uji klinis produk herbal pertama yang ditujukan untuk penangan COVID-19 di Indonesia, yang dipimpin dan dirancang langsung oleh peneliti Indonesia.

Seandainya uji klinis berhasil, ini akan membuktikan bahwa suplemen yang selama ini telah diproduksi oleh para peneliti Indonesia bisa diklaim manjur untuk penanganan COVID-19.

“Sehingga berpotensi untuk menjadi produk ekspor unggulan Indonesia,” imbuhnya.

Secara terpisah, Masteria Yunovilsa Putra dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI yang juga bertindak sebagai Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Imunomodulator dari Herbal untuk Penanganan COVID-19 menjelaskan bahwa kombinasi herbal yang akan sedang diuji klinis tersebut sudah memiliki nomor ijin edar.

“Ada prototype dan datanya serta sudah memiliki izin edar dari BPOM. Diharapkan pada bulan Juli analisis dan hasil sementara dari uji klinis sudah terlihat,” ungkapnya.

Sebelum uji klinis ini, riset terhadap imunomodulator sudah dilakukan sejak bulan Maret lalu dengan melibatkan LIPI, Universitas Gadjah Mada, dan PT. Kalbe Farma Tbk.



Tags Kesehatan