Setelah 6 Bulan, Prabowo Akhirnya Ungkap Alasan Besar Mau Jadi Pembantu Jokowi

Setelah 6 Bulan, Prabowo Akhirnya Ungkap Alasan Besar Mau Jadi Pembantu Jokowi

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pembelaannya untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Prabowo bahkan sampai bersaksi dan menilai Jokowi terus berjuang demi kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.

Hal itu diungkapnya melalui sebuah video berjudul Taklimat Ketua Partai Gerindra kepada Seluruh Relawan dan Kader yang diunggah melalui sosial media Twitter dan Facebook Prabowo Subianto.

"Selama saya menjadi bagian kabinet beliau (Jokowi), saya bersaksi bahwa beliau terus berjuang demi kepentingan bangsa negara dan rakyat Indonesia," kata Prabowo melalui videonya, Kamis (23/4/2020).


Kesaksiannya itu dicontohkan ketika melihat Jokowi selalu memikiran keselamatan rakyat yang paling miskin dan yang paling lemah ketika mengambil sebuah keputusan.

Selain itu, Prabowo juga sempat mengajak untuk mengingat kembali ketika dirinya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan. Padahal sebelumnya ia selalu tegap sebagai barisan oposisi di perhelatan pemilihan presiden.

Prabowo menuturkan, keputusannya tersebut harus ditempuh dengan mengesampingkan kepentingan partai, perasaan pribadi dan segala sesuatu yang menjadi pikiran Partai Gerindra saat itu.

Semuanya ia kesampingkan hanya demi kerukunan nasional, persatuan nasional dan rekonsiliasi nasional.

"Sudah 6 bulan Gerindra masuk pemerintahan sebagai bagian koalisi pemerintah. Saya putuskan waktu itu untuk melakukan langkah besar rekonsiliasi nasional dengan mengenyampingkan kepentingan partai, perasaan pribadi, dan segala sesuatu yang menjadi pikiran-pikiran kita pada saat itu, demi satu hal yang sama, yaitu kerukunan nasional, persatuan nasional, dan rekonsiliasi," tegas Prabowo.

Dua kali bertarung dengan Jokowi di panggung pemilihan presiden, dua kali pula Prabowo harus menelan kekalahan. Sampai akhirnya Prabowo pun memutuskan untuk bergabung ke lingkaran pemerintah dan langsung diangkat menjadi Menteri Pertahanan oleh sang mantan rival.

"Saya selalu katakan, di tengah hiruk pikuk persaingan politik yang begitu keras, saya katakan bahwa lawan politik kita bukan musuh, lawan politik masih saudara. Apapun terjadi tidak boleh ada perpecahan di antara bangsa kita," ujarnya.

"Saya tidak mau merupakan bagian dari perpecahan itu. Berapapun ongkos yang harus kita bayar, betapapun sedihnya perasaan kita harus kesampingkan demi kepentingan besar," pungkasnya.