Tere Liye Respons Soal Bukunya Dijadikan Barang Bukti Vandalisme

Tere Liye Respons Soal Bukunya Dijadikan Barang Bukti Vandalisme

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Novelis Tere Liye memberikan tanggapan terkait salah satu novel karyanya berjudul "Negeri Para Bedebah" yang ikut diamankan Kepolisian Resor Banjar, Jawa Barat dari pelaku vandalisme.

Sebelumnya akun Instagram resmi Humas Polda @humaspoldajabar mengunggah sebuah foto polisi yang tengah melakukan konferensi pers penangkapan kelompok pemuda yang malakukan vandalistis.

Dalam foto itu tiga orang polisi tengah menenteng beberapa buku yang salah satunya buku Tere Liye. Di depan ketiga polisi tersebut ada meja yang di atasnya bertuliskan "Barang Bukti". Posting itu diunggah pada Minggu (12/4/2020). 


Barang bukti yang diamankan dari ketiga tersangka, termasuk sejumlah buku. Ada tujuh judul buku yang digelar polisi sebagai barang bukti, yakni buku berjudul 'Muhammad Mark Marhaen', 'Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat', 'Bertuhan Tanpa Beragama', "Sex dan Revolusi", "Syekh Siti Jenar', 'Nietzsche Sabda Zarathustra' dan 'Negeri Para Bedebah'.

Menanggapi hal itu, Tere Liye melalui akun Facebooknya meminta agar netizen santai dalam menanggapi berita yang tengah heboh itu. Berikut postingan Tere Liye yang diunggah pada Senin (13/4/2020).
  
"Eh, kami tahu kalau novel Negeri Para Bedebah sedang jadi trending topic kecil2an. Jadi kalian tdk perlu nulis komen bertanya soal itu di kolom komentar postingan lain. 

Selow saja. Itu hanya salah paham. Nanti kapan2 kalau pakpol bukpolnya sempat baca buku itu, dia akan ngerti. Lantas besok2 semoga ikut berburu 40 judul lainnya. Habis seru bacanya :) 

*Tere Liye," tulis Tere Liye.