Warga Keluhkan Ikan Mati di Sungai Sikijang Tapung, Diduga Karena Limbah Perusahaan Sawit

Warga Keluhkan Ikan Mati di Sungai Sikijang Tapung, Diduga Karena Limbah Perusahaan Sawit

RIAUMANDIRI.ID, TAPUNG - Wakil Ketua DPRD Kampar  Repol meninjau lokasi Sungai Sikijang Desa Bencah Kelubi Kecamatan Tapung yang ditemukan banyak ikan mati diduga disebabkan limbah perusahaan kelapa sawit yang berlokasi di daerah tersebut.

Pada kesempatan itu, Repol didampingi koleganya di DPRD Kampar Harsono, Kabid Pentaatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kampar Riswandi dan staf, Camat Tapung Amri Yudo, Kades Bencah Kelubi Yusmar dan sejumlah warga, meninjau Sungai Sikijang dan limbah perusahaan PT. Kencana Agro Persada  Selasa (7/4/2020).

Usai melihat langsung ikan mati di aliran sungai tersebut, Repol mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan warga ikan-kan itu mati akibat beroperasinya perusahaan kelapa sawit yang diresmikan Bupati  Kampar tujuh bulan silam.


"Kita sebenarnya ke sini mendadak karena adanya laporan warga banyak ikan yang mati di Sungai Sikijang Desa Bencah Kelubi ini, dan di sini kita lihat bahwa sungai yang sudah tercemar banyak ikan yang mati. Ini yang kita khawatirkan di setiap kita turun, adanya perusahaan yang membuang limbah di sungai," ungkap Repol usai melihat langsung kondisi sungai.

Ia menambahkan praktik nakal oknum perusahaan  memang kerap terjadi terkait pengelolaan limbah, seperti membuat pipa pembuangan limbah langsung ke dasar sungai.

"Jadi kita minta semua perusahaan yang beroperasi di Kampar untuk janganlah lagi mencemarkan lingkungan seperti sungai karena dampaknya luar biasa bagi alam dan juga bagi warga," kata Repol.

Sementara, Kades Bencah Kelubi Yusmar memaparkan bahwa di desanya terdapat 3 sungai larangan yang  tidak boleh diracuni atau dituba warga, salah satunya Sungai Sikijang.

"Ini yang kita sayangkan, apalagi Sungai Sikijang ini melewati permukiman masyarakat juga melewati belakang masjid, sebelum bermuara ke Sungai Tapung," papar Yusmar.

Salah seorang warga Azwir berharap perusahaan tidak tidak lagi membuang limbah ke sungai.

Usai melihat kondisi air sungai dengan bau tak sedap, rombongan  langsung melihat pengolahan limbah milik perusahaan Kencana Agro Persada yang tak jauh dari lokasi sungai.

Dari pantauan di lapangan, terlihat sejumlah kolam yang diduga tempat penampungan limbah perusahaan. Saat ditanya apakah limbah dibuang ke sungai, Kepala Pabrik Wagino menampiknya.

"Untuk pengelolaan limbah kita ada standarnya. Jadi, tidak dibuang ke sungai, tapi dilihat dari tekstur tanah mungkin saja ada rembesan-rembesan yang belum kita ketahui," kilahnya.

Sementara itu, Kabid Penataan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kampar Riswandi saat dijumpai di lokasi menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengambil sampel air untuk uji leb.

"Kita sudah ambil sampel di dua titik, dan hasilnya akan kita dapatkan selama dua minggu," ujarnya.

 

Reporter: Ari Amrizal