Kunjungi Bawaslu Riau, Ini Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Berkualitas Menurut Syamsurizal

Kunjungi Bawaslu Riau, Ini Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Berkualitas Menurut Syamsurizal

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Anggota Komisi II DPR RI Syamsirizal melakukan kunjungan kerja ke Bawaslu Riau di Jalan Adi Sucipto, Pekanbaru, Jumat (6/3/2020).

Syamsurizal tiba di Kantor Bawaslu Riau sekitar pukul 09.30 WIB disambut oleh anggota Bawaslu Riau Neil Antariksa, Amiruddin Sijaya, Hasan serta seluruh anggota Bawaslu Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut.

Dalam kunjungan kerjanya ini, Syamsurizal menyampaikan bahwa Pilkada 2020 merupakan Pilkada serentak ke-4 di Indonesia.


Pilkada serentak sebelumnya yaitu pada Tahun 2015 terdapat 269 Pemilihan Kepala Daerah yang di dalamnya termasuk Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia.

Di 2017, terdapat 101 Pilkada, dan 171 Pilkada pada 2018. Di 2020 ini, 270 daerah yang menyelenggarakan Pilkada serentak di Indonesia. Sehingga jumlah Pilkada dari 2015 hingga 2020, sebanyak 530 lebih Pilkada serentak yang telah dilaksanakan di Indonesia.

Bawaslu memiliki tugas dan fungsi yang sangat strategis dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 

Hal ini dapat terwujud dengan pelaksanaan pengawasan Bawaslu yang optimal di setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan.

"Bawaslu memiliki tugas dan fungsi yang strategis dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat indonesia dengan cara melakukan pengawasan yang optimal, sehingga akan menciptakan pemimpin-pemimpin daerah yang berkualitas." jelas Syamsurizal kepada peserta.

Lanjut beliau menjelaskan, sedikitnya ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan yang berkualitas. 

Pertama, tingkat independesi penyelenggara Pemilu, seberapa jauh penyelenggara tidak terpengaruh dari pihak lain dan bekerja sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Yang kedua adalah netralitas ASN. Berdasarkan survei yang dilakukan DPR RI terkait netralitas ASN, tercatat 4 point alasan mengapa ASN tidak netral.

Pertama, lemahnya sanksi yang diberikan kepada si pelaku, kedua kurang pedulinya ASN terhadap netralitas. Ketiga, kurangnya integritas. Keempat, adanya interpensi dari pimpinan atau pejabat. Dan kelima, kurangnya pemahaman tentang netralitas.

"Di sinilah peran penting Bawaslu untuk melakukan sosialisasi dan penegasan pentingnya netralitas ASN.

DPR RI berharap kepada seluruh jajaran Bawaslu agar dapat bekerja secara optimal sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dengan begitu  kesejahteraan masyarakat Indonesia akan terwujud.

Kegiatan diakhiri dengan penyerahan cenderamata dari Bawaslu Provinsi dan buku hasil pengawasan Pemilu Tahun 2019 dari Bawaslu Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti. 



Tags BAWASLU