Ridwan Kamil Angkat Bicara Soal 23 Pasien Suspect Corona di Jabar

Ridwan Kamil Angkat Bicara Soal 23 Pasien Suspect Corona di Jabar

RIAUMANDIRI.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, hingga Selasa (3/3/2020), terdapat 23 pasien dalam pengawasan (suspect) virus Corona (Covid-19). Hasil pemeriksaan, seluruh pasien suspect tersebut dinyatakan negatif terjangkit virus Corona.

"Ada 23 pasien dalam pengawasan (PDP) atau media sering menyebutnya suspect. Alhamdulillah, yang positif hanya yang kemarin dilaporkan Pak Presiden kepada publik," kata Ridwan Kamil seusai Rapat Pimpinan tentang Penanganan Kebencanaan dan Pencegahan Virus Covid-19 di Kota Bandung, Rabu (3/3/2020).

Diketahui, Presiden Joko Widodo memastikan dua orang warga negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus Corona, yakni seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya yang berumur 31 tahun. Mereka berdua terpapar virus Corona setelah berinteraksi dengan seorang warga Jepang yang berkunjung ke Indonesia.


Menurut Ridwan Kamil, ke-23 pasien suspect tersebut termasuk di antaranya pasien suspect Corona di Kabupaten Cianjur yang meninggal dunia. Dia menyebutkan, pasien yang merupakan pekerja BUMN asal Bekasi berusia 50 tahun itu meninggal bukan karena terpapar virus Corona.

"Termasuk yang di Cianjur. Setelah dikonformasi, itu bukan terpapar Covid-19 karena memang punya sejarah penyakit paru-paru," katanya.

Dia juga memastikan, pasien suspect Corona di Kota Sukabumi yang juga meninggal dunia bukan diakibatkan terpapar virus Corona. Kepastian tersebut diperolehnya setelah dirinya meminta konfirmasi langsung dari Wali Kota Sukabumi terkait kondisi pasien yang dirawat sepulang ibadah dari Mekkah itu.

"Saya sudah cek kemarin lewat wali kota Sukabumi juga ya, yang secara teknis di lapangan, hasilnya itu negatif, itu bukan dari virus Corona. Tapi meninggalnya betul," imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, terdapat 52 rumah sakit di Jabar yang disiapkan untuk menangani pasien suspect Corona dengan mekanisme rujukan. Sehingga, kata Kang Emil, tidak seluruh pasien suspect Corona langsung ditangani RS rujukan.

"Ada 52 RS di Jabar yang disiapkan untuk menangani pasien yang dalam pengawasan dengan konsep ring satu, yaitu yang paling ujung, seperti RSHS (RSUP dr Hasan Sadikin), RS Rotinsulu. Kemudian ada ring dua dan ring tiga," katanya.

"Jadi, kalau ada gejala-gejala tidak semuanya dikit-dikit langsung ke rumah sakit rujukan ke RSHS atau Rotinsulu. Bisa dilakukan penanganan di (RS) ring 2 atau ring 3," sambung Kang Emil.

Dia juga meyakinkan, ke-52 RS yang disiapkan untuk penanganan pasien suspect Corona tersebut sudah dilengkapi ruang isolasi. Sementara kapasitas tempat tidur yang tersedia di RS rujukan mencapai lebih dari 30 tempat tidur.

"Kalau rujukan sendiri ada lebih dari 30 bed. Kombinasi dari Hasan Sadikin, Rotinsulu, Gunung Jati, dan lain-lain yang minimal itu sudah sangat siap dengan segala peralatannya," katanya.

Dia menambahkan, guna meningkatkan efektivitas penanganan virus Corona di Jabar, Pemprov Jabar juga berencana membeli peralatan untuk memastikan seseorang terjangkit virus Corona atau bukan.

"Karena per hari ini semua positif negatifnya harus ke laboratorium kesehatan di Jakarta, sehingga membutuhkan waktu, kecepatannya itu dua hari. Dari pengalaman yang tercepatnya itu. Kita ingin lebih cepat lagi. Mudah-mudahan kita bisa lakukan ini di tempat di waktu yang lebih memungkinkan," sebutnya.