Lion Air Akhirnya Tunda Penerbangan Umrah dan Siapkan Penjemputan 13.000 Jamaah

Lion Air Akhirnya Tunda Penerbangan Umrah dan Siapkan Penjemputan 13.000 Jamaah

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Lion Air akhirnya memutuskan melakukan penundaan sementara penerbangan internasional ke Arab Saudi untuk melayani jamaah umrah dari 13 kota di Indonesia, setelah sebelumnya tetap melayani penerbangan umrah atau belum mengalami pembatalan hingga Kamis (27/2/2020).

Padahal sudah ada keputusan resmi dari Kerajaan Arab Saudi untuk menangguhkan semua akses masuk beberapa negara yang dianggap berisiko terhadap penyebaran wabah virus Corona (Covid-19), salah satunya dari Indonesia. 

Dikatakan oleh Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi, pihaknya akan menangguhkan akses masuk semua warga negara non-Saudi untuk sementara waktu, termasuk yang bertujuan untuk umrah.


Menanggapi hal ini, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, Lion Air Group memberikan keterangan terkini sehubungan dengan perkembangan informasi mengenai perjalanan ibadah (umroh) dampak virus Corona

"Mulai hari ini, Jumat (28/2/2020), Lion Air menghentikan sementara (suspend) semua layanan penerbangan umroh dari 13 kota keberangkatan dari Indonesia ke Arab Saudi sampai pemberitahuan lebih lanjut (until further notice)," kata Danang

Penundaan sementara ini, menurut Danang, dilakukan sesuai dengan pemberitahuan resmi dari pihak regulator Kerajaan Arab Saudi - General Authority of Civil Aviation (GACA) Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia dan surat Edaran Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tentang Penghentian Sementara Rute Penerbangan ke Saudi Arabia.

"Lion Air tunduk dan melaksanakan seluruh aturan penerbangan internasional, regulator dan ketentuan perusahaan dalam menjalankan operasional sesuai dengan standar operasional prosedur yang memenuhi kualifikasi aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan (safety first)," katanya.

Keputusan penghentian penerbangan sementara ini juga dilakukan dalam rangka tindakan preventif dan proaktif guna mengutamakan faktor keselamatan awak pesawat dan para tamu jamaah serta menangkal masuk penyebaran Virus COVID-19 (Corona).

"Lion Air telah meminta kepada seluruh mitra dan agen penyelenggara umroh yang bekerjasama dengan Lion Air untuk memberikan informasi penundaan penerbangan umroh kepada seluruh calon jamaah dari Indonesia sesuai dengan perkembangan terkini," pintanya.

Danang menegaskan, Lion Air telah berkomunikasi dengan para tamu jamaah yang sudah berada di Jeddah dan Madinah perihal proses kepulangan. 

"Lion Air mempersiapkan penerbangan dari Indonesia yang membawa awak pesawat dan tanpa penumpang (ferry flight) guna penjemputan sesuai jadwal," katanya.

Ia menjelaskan, penerbangan penjemputan Lion Air (fase kepulangan) akan melayani kurang lebih 13.000 tamu jamaah dari Madinah. Yakni Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz (MED) dan Jeddah yakni Bandar Udara Internasional King Abdulaziz (JED).

Dalam mengakomodir penerbangan penjemputan, Lion Air mengoperasikan armada berbadan lebar (wide body), antara lain Airbus 330-300CEO (berkapasitas 440) dan Airbus 330-900NEO yang memiliki 436 kapasitas kursi. 

"Semua armada telah dipersiapkan sesuai standar operasional prosedur, sudah menjalani pemeriksaan dan dinyatakan laik terbang (airworthy for flight)," katanya.

Lion Air akan terus memantau dan berkoordinasi dengan otoritas penerbangan setempat di Arab Saudi serta akan menyampaikan pemberitahuan berdasarkan perkembangan terbaru.

Sebagai informasi, untuk layanan umroh dari Indonesia, Lion Air mengoperasikan rata-rata 4 – 5 kali penerbangan dengan kota asal melalui bandar udara yang mencakup:

1.       Banda Aceh – Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh (BTJ).

2.       Medan – Bandar Udara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara (KNO).

3.       Pekanbaru – Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Riau (PKU).

4.       Batam – Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batu Besar, Kepulauan Riau (BTH).

5.       Palembang – Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Talang Betutu, Sukarami, Sumatera Selatan (PLM).

6.       Padang – Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat (PDG).

7.       Jakarta – Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten (CGK).

8.       Solo – Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, Jawa Tengah (SOC).

9.       Surabaya – Bandar Udara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur (SUB).

10.   Banjarmasin – Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (BDJ).

11.   Balikpapan – Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kalimantan Timur (BPN).

12.   Makassar – Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Maros, Sulawesi Selatan (UPG).

13.   Mataram – Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Majid, Lombok Praya, Nusa Tenggara Barat (LOP).

 

Reporter: Irawan Surya