Sekda DKI soal Penanganan Banjir: Barokah Melalui Hujan Kita Manage dengan Baik

Sekda DKI soal Penanganan Banjir: Barokah Melalui Hujan Kita Manage dengan Baik

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Banjir di Jakarta pada Selasa (25/2) pagi kembali menuai kritik dari warga. Menanggapi itu, Sekretaris Daerah DKI Saefullah Hidayat meminta warga Jakarta menikmati saja banjir yang saban tahun terjadi saat musim hujan. 

"Jadi dinikmati saja. Itu soal manajemen air, tubuh kita 2/3 persen air, sering keluar air. Banyak kepala, atau mana, air mata aja harus ada manajemen," kata Saefullah, Rabu (26/2/2020).    

Saefullah juga meminta warga tidak gegabah atau terburu-buru menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mundur dari jabatannya. Alasannya, masih ada sisa waktu untuk bekerja menanggulangi permasalahan paten banjir di Jakarta. 


Saefullah juga membela Anies dengan mengatakan Jakarta tidak pernah menetapkan status darurat kendati banjir kerap kali mengepung daratan ibu kota. Fakta ini, menurut Saefullah, menunjukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mampu menangani masalah banjir. 

"Kita tidak pernah menetapkan keadaan darurat, artinya kita bisa mengelola dan manajemen barokah yang dikeluarkan melalui hujan kita manage dengan baik, semua kita kerjakan," tukasnya. 

Dalam kurun dua bulan, Jakarta terhitung sedikitnya lumpuh sebanyak tiga kali. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyebut, banjir yang melanda wilayah Jakarta menyebabkan kerugian ekonomi bagi para pengusaha. Salah satunya, mengganggu aktivitas perdagangan di wilayah Mangga Dua. 

"Jadi, dengan adanya tenaga kerja yang tidak tembus. Kita lihat di daerah Mangga dua, Kios 50 persen tutup," tegas Sarman di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, Rabu (26/2). 

Selain itu, banjir yang merendam Kelapa Gading juga mengakibatkan meruginya usaha perhotelan hingga perdagangan, seperti pasar tradisional. "Secara psikologis, masyarakat saat banjir enggan keluar rumah. Pasti ada penurunan pengunjung," imbuhnya. 

Sarman menambahkan, sektor logistik dan jasa ikut pula terdampak, akibat banjir yang memutus akses jalanan Ibu kota. Terkait, jumlah kerugian materiil yang dialami para pengusaha yang dirugikan akibat banjir Sarman menyebut masih belum bisa di kalkulasi. 

"Kalau kisaran angka saya belum (bisa beritahu)," lanjut dia.