Sastrawan: Menjadikan Nadiem Sebagai Menteri Pendidikan Itu Penghinaan

Sastrawan: Menjadikan Nadiem Sebagai Menteri Pendidikan Itu Penghinaan

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Radhar Panca Dahana, sastrawan sekaligus budayawan Indonesia bicara panjang lebar saat diwawancarai, usai berorasi kebudayaan pada pementasan teater Bangsawan Tengku Mahkota Seri Buantan yang ditaja ISAIS UIN Suska Riau. Salah satu poin yang ia bicarakan mengenai pendidikan Indonesia. 

Menurutnya, pendidikan Indonesia gagal total. Sebab, selain Indonesia tidak punya basis pengetahuan saintifik ratusan tahun layaknya negara-negara lain, metode berpikir dan didikan Indonesia pun berpengaruh.

"S1 itu bisa apa coba? S1 itu cuma othak-athik gathuk. Ini ada teori yang dibuat puluhan tahun lalu, kemudian ini ada kasus sekarang, harus dicocokkan biar lulus. Padahal enggak cocok. Tapi ya harus dicocok-cocokkan kalau mau lulus. Makanya saya pernah bilang sama 200 rektor, pendidikan yang kalian lakukan ini gagal total. Buktinya apa? Penelitian internasional bilang seluruh murid dan anak didik kita tingkat literasinya terendah di dunia. Di semua bidang, baik saintifik, bioteknologi, digital, dll. Kontribusi kita di akademik, di dunia internasional, terendah di dunia. Terus apa yang dikerjakan menteri perguruan tinggi dan ristek kalau enggak cuma bohongin mahasiswa? Dan itu menghabiskan 550 triliun," jelasnya di ruang istirahat di gedung Anjungan Seni Idrus Tintin, Selasa (25/2/2020) malam.


Selain itu, ia juga mengkritik keras kebijakan Presiden Jokowi yang mengangkat Nadiem Makarim, mantan CEO Go-Jek sebagai menteri pendidikan. Menurutnya selain Makarim belum sukses di bidang apapun, keputusan Jokowi juga merupakan penghinaan terhadap orang-orang yang sudah puluhan tahun malang-melintang di dunia pendidikan.

"Kita harus ada koreksi besar masalah pendidikan ini. Eh malah yang dijadikan menteri tukang Gojek. Tambah kacau lagi. Saya bilang ke Yudian (tokoh pendidikan yang kini menjabat Kepala BPIP) itu, lu mau-maunya aja dihina Jokowi. Penghinaan itu. Orang yang sudah puluhan tahun malang-melintang dalam pendidikan tiba-tiba enggak dianggap. Dibandingin sama orang tukang Gojek yang kesuksesannya juga masih dipertanyakan," jelasnya.

Radhar juga mengatakan, Nadiem Makarim tidak sesukses yang dilihat. Ada sekelumit permasalahan bisnis yang membuatnya mempertanyakan dasar Jokowi menjadikan Nadiem sebagai menteri pendidikan.

"Suskes apa Makarim? Bisnis? Tidak. Bisnis Makarim itu tidak seprospektif yang terlihat. Realnya, Gojek itu tidak memberi pemasukan yang semenjanjikan itu. Jadi sukses apa Makarim? Sukses membentuk manusia? Menciptakan siswa dan anak ajar luar biasa? Anak kurang ajar, iya kali. Ini maunya apa?" tutupnya menggebu.

 

Reporter: M. Ihsan Yurin