Ketua YLBHI: Tak Mampu Kelola Lingkungan, Indonesia Terancam Jadi Negara Gagal

Ketua YLBHI: Tak Mampu Kelola Lingkungan, Indonesia Terancam Jadi Negara Gagal

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati mengatakan Indonesia terancam menjadi negara gagal. Sebab, Indonesia sampai hari ini dirasa tidak mampu mengelola lingkungan dengan baik.

Hal itu dia sampaikan saat jadi pembicara talkshow bertajuk "Bantuan Hukum sebagai Tombak Utama Dalam Penegakan Hukum Lingkungan Hidup di Riau" yang ditaja LBH Pekanbaru sempena pelantikan direktur baru, Senin (24/2/2020) di sebuah hotel di Pekanbaru.

"Indonesia terancam jadi negara gagal atau failstate seperti Haiti, dan lain-lain ketika sumber daya alamnya dikeruk tanpa pertimbangan. Kenapa? Saya baru dengar dari teman-teman Walhi dan Jatam, ternyata negara lain menahan untuk mengeksplorasi batu bara. Sebab sumber daya alam itu juga bentuk ketahanan politik dan keamanan daerahnya," jelas Asfinawati.


Asfin, begitu ia biasa dipanggil, menjadikan Amerika sebagai contoh bagaimana sebaiknya negara mengelola sumber daya alam. Katanya, Amerika memiliki sumber minyak bumi sangat melimpah di Alaskan. Namun sampai hari ini, Amerika terus mengimpor minyak. Hal tersebut diduga agar ketika 50 tahun mendatang cadangan minyak bumi menipis, mereka jadi negara satu-satunya pemilik minyak dan mampu memonopoli pasar.

"Dengan cara itu mungkin suatu saat Amerika membuat panjajahan model baru," katanya.

Asfin juga mengatakan, bahwa Indonesia merupakan pengekspor batu bara terbesar di dunia. Namun ternyata, Indonesia bukan negara dengan kandungan batu bara terbesar, melainkan Cina. 

"Jadi kita ini cadangan batu baranya tidak tertinggi, tapi ngekspornya tertinggi. Jadi negara-negara lain itu bilang, 'Oke lu jual aja terus, ntar kita simpen, pas lu habis kita masih punya,'" ungkapnya.

"Jadi, ancaman lingkungan hidup ini masalah serius. Saya mengutip Wolrd Economic Forum. Kapitalis aja mikirin lingkungan coba? Mereka mikirin perubahan iklim. Negara-negara maju bahkan memberikan uang yang kita istilahkan perdagangan karbon, kepada negara yang belum terlalu sadar seperti Indonesia. Sebab mereka sadar, udara yang kotor di Indonesia bisa sampai ke negara mereka. Jadi apa yang menimpa kita, bisa menimpa orang lain. Begitupun sebaliknya," tutupnya.

 

Reporter: M. Ihsan Yurin
 



Tags Hukum