Fikom UIR Sukses Gelar Workshop Literasi Budaya Terkait Medsos di SMAN 1 Pasir Penyu

Fikom UIR Sukses Gelar Workshop Literasi Budaya Terkait Medsos di SMAN 1 Pasir Penyu

RIAUMANDIRI.ID, AIR MOLEK - Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (FIKOM UIR) sukses melakukan program workshop “Literasi Budaya Pembinaan Nilai Kearifan Lokal Dalam Bingkai Penggunaan Media Sosial” yang diikuti anggota OSIS SMA Negeri 1 Pasir Penyu, Kecamatan Air Molek, Kabupaten Indragiri Hulu, Jumat (14/2/2020).

"Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan kepada siswa SMA merupakan upaya untuk membentuk karakter generasi muda yang tetap kreatif, cakap bermedia sosial, namun tidak meninggalkan kearifan lokal serta kebudayaan yang melekat di dalam diri mereka masing-masing," kata Benni Handayani, MIKom, ketua tim pelaksana program workshop Fikom UIR dalam keterangan tertulis yang diterima Riaumandiri.id, Ahad (16/2/2020). 

Lebih lanjut Benni Handayani, mengatakan, perkembangan teknologi dan karakter generasi saat ini sudah pasti dituntut kreatif dan update mengenai teknologi jika ingin mendapatkan peluang besar dalam hal apapun. 


"Namun di sisi lain fenomena yang hadir adalah konteks kebudayaan perlahan mulai luntur dari anak-anak zaman sekarang," ujarnya. 

Makanya, kata Benni, workshop ini juga menghadirkan Dr Dafrizal Samsudin, MSoc.Sc yang mengulas bagaimana seharusnya nilai budaya Melayu tetap melekat dan menjadi identitas mereka sebagai warga Riau. 

Selain itu acara ini juga membahas mengenai kenakalan remaja yang dikupas tuntas oleh Eko Hero, MSoc.Sc. 
"Komposisi ketiga materi yang disampaikan oleh dosen Fikom UIR tersebut diharapkan akan memberikan efek positif yang cukup besar bagi peserta," ujar Benni.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Pasir penyu A. Desman, MPd mengapresiasi program ini dan berharap ke depan akan terus bersinergi untuk memberikan bekal positif bagi siswa di sekolahnya. 

Hal senada juga disampaikan H Abdi Mulia, SPd, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum dan Iyat Ruhiyat, SSos Wakasek Bidang Kesiswaan. Menurut mereka, literasi sangat dibutuhkan untuk bekal bagi siswa sekolah, terutama literasi budaya dan literasi media. Sebab para guru tidak 24 jam mendampingi mereka di kehidupan sehari-hari. 

"Nasehat saja tidak cukup, bila tidak disertakan data, dan dampak yang ditimbulkan serta tips bagaimana agar tidak terjerumus kepada hal-hal negatif apalagi kenakalan remaja yang sampai saat ini masih menjadi PR besar tenaga pendidik, dan membina mereka untuk tetap mencintai budaya," pungkas Abdi Mulia.