Tim Medis China Kewalahan dan Depresi Lawan Corona 

Tim Medis China Kewalahan dan Depresi Lawan Corona 

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Wabah pneumonia dari infeksi virus novel corona (2019-nCoV) telah membuat para petugas medis di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China kewalahan. Hingga saat ini saja, sudah hampir 2.000 orang yang diidentifikasi terjangkit corona di kota asal virus itu muncul. 

Alhasil, untuk merawat pasien-pasiennya, para petugas medis sudah tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat. Jangankan untuk sekadar duduk, untuk ke kamar mandi pun, mereka tidak punya waktu sehingga terpaksa harus mengenakan popok dewasa. 

Dari foto dan video yang dimuat Business Insider, terlihat para petugas medis dengan pakaian pelindung bak seorang astronot hilir mudik merawat pasien. Tidak sedikit pasien yang harus dirawat di lantai lorong-lorong rumah sakit karena kekurangan tempat. 


Dari The Post juga diketahui bahwa saat ini para petugas medis kekurangan pasokan baju perangnya, baju yang melindungi mereka agar tidak ikut terjangkit virus mematikan di Wuhan tersebut. Bukan hanya baju, masker dan kacamata pelindung pun sudah terbatas. 

"Kami tahu bahwa pakaian pelindung yang kami kenakan bisa menjadi yang terakhir yang kami miliki, dan kami tidak bisa membuang apapun," tulis seorang dokter Rumah Sakit Union Wuhan dalam akun Weibo-nya. 

Bukan hanya fisik yang terkuras, namun risiko terjangkit juga sangat besar. Seperti seorang terapis bernama Candice Qin yang menceritakan bagaimana seorang dokter ikut terinfeksi corona. 

Setelah mengetahui bahwa dirinya positif corona, dokter tersebut depresi. Ia mengisolasi diri di apartemen sembari menunggu corona menggerogoti tubuhnya. 

"Saya pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental," ujar Qin kepada The Post. "Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia," lanjutnya.