Aksi Kamisan Pekanbaru: Kami Berharap Aksi Kamisan Dapat Berhenti

Aksi Kamisan Pekanbaru: Kami Berharap Aksi Kamisan Dapat Berhenti

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Aksi Kamisan Pekanbaru mengharapkan pemerintah dapat sesegera mungkin menuntaskan kasus pelanggaran-pelanggaran HAM di Indonesia di 2020 ini agar seluruh Aksi Kamisan di Indonesia dapat berhenti. 

"Kita berharap Aksi Kamisan bisa berhenti jika kasus HAM dituntaskan dan tidak lagi ada pelanggaran HAM ke depannya," jelas Cici, salah satu founder Aksi Kamisan Pekanbaru saat diwawancara Kamis (2/1/2020) malam.

Saat ditanya mengenai resolusi Aksi Kamisan Pekanbaru di 2020, Cici menjelaskan Aksi Kamisan masih terus berupaya konsisten agar setiap Kamis dapat melakukan aksi damai di depan kediaman Gubri di Jalan Diponegoro meski dalam keadaan dan hambatan apapun. 


"Competitive advantage dari Aksi Kamisan adalah konsistensi untuk terus diadakan setiap Kamis dengan segala hambatannya. Kami ingin mengedukasi masyarakat agar sadar akan hak mereka sebagai warga negara," jelasnya.

Aksi Kamisan adalah aksi damai yang dilakukan oleh korban maupun keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia yang dilaksanakan setiap Kamis di Jl Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Istana Merdeka. Aksi ini sudah dilaksanakan sejak 18 Januari 2007. Peserta Aksi Kamisan meliputi korban maupun keluarga korban dari tragedi Trisakti, tragedi Semanggi, tragedi Rumpin, dan juga dari tragedi lainnya. 

Belakangan, Aksi Kamisan tidak hanya dilakukan di Jakarta, akan tetapi sudah merembet di banyak daerah. Seperti Bandung, Jogja, Padang, dan lainnya. Di daerah selain Jakarta, Aksi Kamisan biasanya tidak hanya khusus mengangkat isu-isu HAM, melainkan semua isu kedaerahan yang diaggap penting diketahui publik.

Aksi Kamisan Pekanbaru baru diadakan pada 29 Agustus 2019. Dilaksanakan setiap Kamis sore di depan kediaman Gubernur Riau Jalan Diponegoro, Aksi Kamisan melakukan aksinya dengan mengarahkan poster bertuliskan berbagai macam protres ke arah pengendara lalu lintas. Aksi Kamisan juga identik dengan kaos dan payung berwarna hitam. Hal tersebut menyiratkan kegelapan dan bentuk keprihatinan terhadap masalah-masalah yang terjadi di Republik Indonesia.

"Kami berharap Aksi Kamisan Pekanbaru bisa jadi pemicu Aksi Kamisan daerah-daerah lain. Kalau memang benar ada, kami siap melakukan bimbingan dan pendampingan," pungkas Cici. 

Selain melakukan aksi damai, Aksi Kamisan Pekanbaru rencananya juga akan mengadakan pustaka jalanan di setiap aksi demi peningkatan daya literasi masyarskat. 

"Kami mau ngadain Pustaka Kamisan. Tapi untuk sekarang, buku-buku di sini belum boleh dipinjam," tutupnya. 


Reporter: M. Ihsan Yurin