RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Merespons peristiwa banjir di sekitar DKI Jakarta dan beberapa kota satelit di sekitarnya (Jabodetabek) di awal tahun ini, Pengurus Besar Himpunan mahasiswa Islam (HMI) meminta masyarakat untuk cerdas dan adil dalam mencari penyebab terjadinya banjir dan tidak seenaknya mendiskreditkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. 

Hal ini disampaikan langsung oleh Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (2/1/2020).

"Bencana banjir yang merupakan peristiwa alam tidak seharusnya dijadikan opini liar yang secara ovensif menyerang kinerja dan pribadi Gubernur DKI Jakarta. Bangsa ini harus terbiasa bertindak adil bahkan sejak dalam pikiran," tegas Arya.

Menurutnya, BMKG telah merilis bahwa Banjir yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi sejak akhir Desember lalu, menjadi rekor curah hujan tertinggi selama 24 tahun terakhir yang pernah terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Di Bandara Halim Perdanakusuma, misalnya, curah hujan mencapai 377 mm.

"Anomali Curah hujan yang melampaui daya antisipasi pemda se-Jabodetabek harus dimaknai sebagai peristiwa berharga dan warning bagi kita semua, begitupun pemerintah pusat, bahwa upaya penanggulangan banjir yang sistematis dan terintegrasi wajib dipertimbangkan bagi area sevital ibu kota dan kawasan satelit di sekitarnya," usul Arya.

Lebih lanjut Arya mengutarakan, penataan kawasan area serapan air dengan membangun waduk di wilayah hulu dan normalisasi kali dan sungai serta pengelolaan sampah yang tertib akan membawa perubahan berarti bagi penanganan potensi banjir di Jakarta dan sekitarnya. 

Selain memberikan masukan, Arya juga menyampaikan dukungan dan penghargaan bagi semua pihak yang secara aktif terlibat dalam penanganan bencana banjir ini, khususnya kepada Gubernur DKI Jakarta yang dengan hati yang besar berusaha menerima kenyataan banjir ini dengan penuh tanggung jawab dan tidak sedikit pun menyalahkan pihak lain.

"PB HMI menyampaikan apresiasi kepada pemda DKI yang telah rapid respons, penuh tanggung jawab secara kolektif dan gotong-royong berusaha menyelesaikan permasalahan pada titik-titik banjir dan tanpa lelah menangani para korban banjir secara humanis," tutupnya.
 

Sumber : Rilis

Editor : Rico Mardianto