Karyawan dan Warga Riau Kompleks Kelola Lahan Tidur Jadi KRPL

Karyawan dan Warga Riau Kompleks Kelola Lahan Tidur Jadi KRPL

RIAUMANDIRI.ID, PANGKALAN KERINCI - Melihat adanya lahan tidur di belakang rumah, sejumlah warga kompleks perumahan karyawan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) RT 5 Townsite (TS) 2, Kelurahan Kerinci Barat, Pangkalan Kerinci, bergotong royong mengubah lahan tersebut menjadi kebun dan tanaman obat, Minggu (8/12/2019).

Kegiatan ini disebut juga program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang telah dicanangkan Pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI.

Direktur RAPP, Mhd Ali Shabri mengatakan pihaknya mendukung penuh langkah warga dalam memanfaatkan pekarangan rumah menjadi produktif. Ia juga salut dengan kekompakan yang terjalin di antara warga yang telah meluangkan waktunya untuk bergotong royong.


"Saya sangat mendukung kegiatan ini, saya lihat juga antusiasme dan kekompakannya sangat bagus, inilah namanya keharmonisan dalam kebhinekaan yang kita jaga bersama, jadi tidak hanya slogan semata," ujar Ali Shabri didampingi Ketua RW 3, Afrizal.

Mewakili manajemen, Ali Shabri akan mencanangkan KRPL dibuat di setiap RT tahun 2020 mendatang. Saat ini, ada sebanyak 25 RT dan 5 RW di lingkungan perumahan karyawan RAPP Townsite 1, 2, dan BLI Rukan. Tak hanya itu, perusahaan juga akan membuat dua lubang biopori di setiap rumah. Hal ini sebagai komitnen perusahaan terhadap lingkungan dan energi berkelanjutan.

"Jadi KRPL terbaik akan kita berikan apresiasi berupa tiga ekor kambing untuk juara 1, dua ekor kambing untuk juara 2 dan satu kambing untuk juara 3, beserta bumbunya," kata Ali yang disambut gembira oleh warga.

Community Religious Affairs (CRA) RAPP, Ishak menambahkan kegiatan KRPL ini memiliki banyak manfaat.

"Antara lain mempererat kebersamaan, mengaktifkan gotong royong dan hasil kebun bisa dimanfaatkan untuk warga," imbuhnya.

Ketua RT 5 TS 2, Jumari mengatakan kegiatan ini berawal dari semak belukar yang ada di pekarangan belakang rumah warga dan bahkan menjadi sarang ular sehingga mengancam keselamatan karena masuk ke dalam rumah warga.

"Maka kita berkoordinasi dengan perusahaan lalu warga melihat lahan seluas 0.8 hektar ini sebaiknya digarap dengan gotong royong menjadi kebun," jelas Jumari.

Saat ini, lahan tersebut sudah ditanami dengan tanaman buah Nenas Penyengat sebanyak 800 bibit, Tanaman Obat seperti Jahe, Kunyit, dan lain-lain, dan tanaman lain seperti Bunga Matahari untuk mempercantik kebun yang ditanam secara Tumpang Sari. Tak hanya itu, lahan ini juga memiliki kolam ikan yang nantinya akan disebar sebanyak 200 bibit ikan nila.**