Rayuan Jokowi Kepada Pengusaha ASEAN dan Korsel Investasi di Indonesia

Rayuan Jokowi Kepada Pengusaha ASEAN dan Korsel Investasi di Indonesia

RIAUMANDIRI.ID, BUSAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pelaku usaha dari ASEAN dan Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN-Republic of Korea (ROK) CEO Summit di Busan.

Dia menyampaikan Indonesia saat ini sedang gencar membangun infrastruktur demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Tahun depan Indonesia akan menggelar Forum Infrastruktur dan konektivitas di Kawasan Indo-Pasifik. Saya undang semua pelaku usaha untuk hadir merebut peluang investasi infrastruktur dan konektivitas di Indonesia dan juga Kawasan Indo-Pasifik," kata Jokowi di Gedung Pertemuan Bexco II, Busan, Korea Selatan, Senin (25/11/2019).


Menurut Jokowi, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan harus dilakukan secara massif hal ini karena pembangunan infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui terciptanya pusat-pusat ekonomi baru termasuk di daerah terpencil.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia bagi Indonesia infrastruktur juga alat pemersatu bangsa dari Sabang sampai Merauke. Dia menambahkan dalam 5 tahun terakhir Indonesia terus membangun infrastruktur.

"Ini akan terus dilanjutkan pada periode kedua Pemerintahan saya. Di Kawasan kerja sama infrastruktur dan konektivitas dapat memperbesar pertumbuhan ekonomi di Kawasan," jelas dia.

Karena itu untuk menarik investasi khususnya pada proyek infrastruktur dan konektivitas debirokratisasi dan deregulasi harus dilakukan.

Dia juga menyebutkan, pemerintah Indonesia akan melakukan revisi 74 undang-undang yang menghambat investasi dengan menerapkan "undang-undang omnibus".

Revisi aturan tersebut diminta agar bisa selesai tahun ini. Dia mengatakan dengan perubahan aturan menjadi lebih sederhana dan akses investasi dalam negeri maupun asing. Kedua peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Sumber Daya Manusia adalah kunci bagi lompatan ekonomi sebuah negara. Untuk itu revitalisasi pendidikan guna menciptakan link and match antara Pendidikan dan dunia kerja sebuah keniscayaan. SDM juga kunci bagi sebuah negara untuk antisipasi potensi ekonomi masa depan.

Jokowi menyebut ekonomi masa depan adalah industri kreatif dan digital. ASEAN dan Korea memiliki potensi besar dalam industri kreatif. Bloomberg Innovation Index pada tahun 2014-2017 menempatkan Korea pada peringkat teratas di sektor industri kreatif.

Ekspor industri kreatif ROK menyumbang US$ 5,79 miliar ke perekonomian nasionalnya. ASEAN dengan lebih dari 647 juta penduduk merupakan aset bagi pengembangan industri kreatif.

Penguatan kerjasama ekonomi kreatif ASEAN dan Korea akan menjadi lompatan besar di kawasan. Dalam konteks tersebut, Indonesia telah mengeluarkan peta jalan "Making Indonesia 4.0" untuk membangun industri yang berdaya saing global di era digital.

Industri kreatif dan digital adalah salah satu "The Next Big Thing" Indonesia. Indonesia saat ini menjadi tuan rumah perusahaan-perusahaan Decacorn, Unicorn dan Startups.

"Saya undang partisipasi pelaku usaha Korea dalam mendukung tumbuh kembang Startups di Indonesia yang potensinya masih sangat besar," jelas dia.

Terakhir adalah pengembangan energi terbarukan mutlak harus dilakukan. ASEAN dan Korea harus menjadi champion pengembangan energi terbarukan di Kawasan.

Di Indonesia, sejak tahun lalu sudah mencanangkan kewajiban mencampur biodiesel dari kelapa sawit dengan solar sebesar 20% atau B20. Kemudian tahun depan akan mewajibkan peningkatan campuran biodiesel tersebut menjadi 30% atau B30.

Indonesia saat ini juga tengah mengembangkan energi listrik berbasis air. Hal ini karena Indonesia memiliki sungai-sungai besar yang mampu menghasilkan energi Listrik berbasis air dalam jumlah yang signifikan. Setidaknya ada dua lokasi, yaitu di Kalimantan utara dengan potensi 11GW dan Papua dengan potensi 20GW.

Dengan menggunakan energi listrik dari tenaga air, maka pengembangan industri yang dilakukan akan memiliki emisi yang rendah.

"Sebagai penutup tantangan yang akan kita hadapi tidak semakin ringan. Keberanian untuk mengambil terobosan besar di era age of disruption adalah opsi satu-satunya untuk kita bisa menjadi pemenang. Saya ajak pengusaha ASEAN dan Korea untuk mengambil pilihan ini," imbuh dia.**