Dosen Unilak Akan Bicara di Konferensi Internasional di Jepang

Dosen Unilak Akan Bicara di Konferensi Internasional di Jepang

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Dosen Universitas Lancang Kuning (Unilak) Cenuk Widyatrisna Sayekti, Ph.D akan berbicara di konferensi Internasional di Jepang. Di konferensi itu akan hadir berbagai pakar internasional yang membahas bidang hukum, ekonomi, lingkungan, dan lain- lain. 

Konferensi internasional dilaksanakan di Kyushu University, selama 10 hari dari 19-29 November 2019.

Kehadiran Cenuk di konferensi internasional setelah mengikuti berbagai tahapan. Saat ditemui beberapa waktu lalu, dia mengatakan, dirinya menjadi pembicara setelah mengikuti proses seleksi bagi para peneliti muda (young Scolar) dari berbagai negara.


"Alhamdulillah, senang rasanya, walau peneliti muda tapi diberikan kesempatan berbicara, ada 400 peneliti muda dari seluruh dunia yang mengikuti seleksi, ada banyak peneliti muda yang lolos papernya untuk presentasi di Kyushu university, akan berangkat pada 19 November, Juli lalu baru dapat kepastian untuk berbicara di depan para pakar hukum internasional.

Dia menjelaskan, di forum internasional itu yang akan dibicarakan adalah competition law approaches to artificial intelligence infringement atau tentang AI (artifisial intelegensi), yaitu pendekatan persaingan usaha dalam menangani pelanggaran hukum dalam pendekatan kecerdasan buatan. 

"Setahu saya dari Indonesia hanya ada dua orang yang hadir, saya dan  Prof Natasya Siraid dari USU," sebut Cenuk. 

Rektor Unilak Dr Hj Hasnati saat dikonfirmasi mengatakan, Unilak memberikan apresiasi yang tinggi kepada Cenuk, karena sudah kesekian kalinya hadir di acara internasional.

"Tentunya Unilak akan terus mendukung dan mendoakan kelancaran selama di Jepang, harapannya Bu Cenuk juga dapat memberikan pengetahuan yang didapat di Tokyo kepada tenaga pengajar di Unilak," ujarnya.

Sebagai informasi, Cenuk  Widyatrisna Sayekti merupakan pakar hukum internasional Unilak. Dia beberapa kali berbicara di konferensi internasional dan pernah mendapatkan kesempatan mengajar di  Duke university Amerika. Selain itu ia pernah menjadi saksi ahli hukum internasional di Mahkamah Konstitusi.

Kyushu university merupakan salah satu  universitas terbaik di Jepang, dan termasuk 7 universitas yang berada di bawah kerjaan Jepang dan  merupakan perguruan tinggi nomor empat tertua di Jepang.