Ini Alasan Chevrolet Hengkang dari Indonesia Versi Kemenperin

Ini Alasan Chevrolet Hengkang dari Indonesia Versi Kemenperin

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap penutupan operasi penjualan General Motors (GM) di Indonesia dilandasi pertimbangan bisnis. Menurut Harjanto, Direktur Jenderal Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, produk Chevrolet tak bisa bersaing hingga penjualannya disebut kecil.

"Ya, baru lapor tadi pagi sama direktur saya, jadi bahwa dia setop operasi di Indonesia. Kan sebenarnya tahun 2015 dia produksinya sudah berhenti sekarang dia ya karena pangsa pasar terlalu kecil, mungkin seperti itu," kata Harjanto, Senin (28/10).

Pada 2015 lalu pabrik GM di Bekasi yang hanya memproduksi MPV bernama Spin diputuskan dihentikan. Sejak saat itu, perpanjangan tangan GM di dalam negeri, GM Indonesia, beralih dari pemanufaktur menjadi importir.


Menurut catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan Chevrolet di dalam negeri pada 2014 mencapai 10.706 unit. Lantas pada 2015 terjun menjadi 4.881 unit, 2016 sebanyak 2.013 unit, 2017 sebanyak 3.679 unit, dan pada 2018 sebanyak 2.444 unit.

Selama Januari-Agustus penjualan produk Chevrolet yang terdiri dari Spark, Trax, Trailblazer, dan Colorado hanya 1.159 unit.

"Sebetulnya kalau dari sisi ini kan mereka cuma jualan produk mereka di indonesia. Ya kan persaingan antara pemegang merek, APM, dan kalau pangsa pasar kecil ya tentunya ya pertimbangan mereka dari sisi bisnis," jelas Harjanto

"Saya pikir ini murni bisnis karena mereka jualannya kecil sekali," katanya lagi.

Menurut Harjanto, GM tidak sepenuhnya angkat kaki dari Indonesia. Jejak produsen asal Amerika Serikat ini masih terasa pada merek Wuling yang dipegang SGMW Motor Indonesia.

GM merupakan salah satu prinsipal SGMW Motor Indonesia, selain SAIC Motor dan Liuzhou Wuling Motors Co Ltd. Pada September lalu SGMW Motor Indonesia mengumumkan mengekspor generasi baru Chevrolet Captiva Thailand dan Brunei Darussalam, namun produk itu dipastikan tidak dijual di dalam negeri.

Pengetatan Impor 

Harjanto juga menjelaskan keputusan GM pamit dari Indonesia tidak berkaitan dengan pengetatan produk impor yang dilakukan Kemenperin. Produk Chevrolet yang dijual di dalam negeri seluruhnya merupakan impor dari Thailand dan Korea Selatan.

"Saya tidak pernah tahan mereka impor," ucap Harjanto.

"Enggaklah. Kalau kompetitif bukan karena masalah ekspor impor, kalau itu kan, di sini kan importir kan banyak, kalau memang iya, kalau produknya diminati masyarakat, ya tetap bertahan," ungkapnya.

GM melalui keterangan resmi pada Senin (28/10) telah menyatakan bakal menghentikan penjualan kendaraan di Indonesia pada Maret 2020. Layanan purna jual dan garansi akan terus berjalan sebagai kompensasi keputusan itu.

"Di Indonesia, kami tidak memiliki segmen pasar otomotif yang dapat memberikan keuntungan berkesinambungan. Faktor-faktor ini juga membuat kegiatan-kegiatan operasional kami menjadi semakin terpengaruh oleh faktor-faktor yang lebih luas di Indonesia, seperti pelemahan harga komoditas dan tekanan mata uang asing," kata Hector Villarreal, President GM Asia Tenggara. 



Tags Ekonomi