1.300 Warga Sulsel Mengungsi, Mayoritas Ibu dan Anak-Anak Trauma

1.300 Warga Sulsel Mengungsi, Mayoritas Ibu dan Anak-Anak Trauma

RIAUMANDIRI.CO, Makassar - Ribuan warga Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi korban kerusuhan di Wamena, Ibu Kota Jayawijaya, Papua, Senin (23/9) lalu. Hingga saat ini tercatat 24 warga Sulsel meninggal dunia. Jumlah pengungsi mencapai 1.300 jiwa.

Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi-Selatan (KKSS) Mansur menyatakan, kondisi di Wamena saat ini mulai berangsur baik. Beberapa masyarakat sudah kembali beraktivitas. Namun, kaum ibu dan anak-anak masih trauma. Banyak yang tidak ingin kembali lagi ke daerah itu.

Warga Sulsel ditampung di rumah-rumah tongkonan warga, di asrama Lanud 751 Jayapura, dan Rindam Jayapura. Sebagian warga ditampung sementara di rumah keluarga masing-masing.


“Kondisi terakhir di Wamena sudah aman dan kondusif. Aktivitas masyarakat sudah mulai berjalan sejak hari ini,” paparnya, Ahad (29/9/2019)

Menurut dia, masyarakat yang keluar dari Wamena kebanyakan kaum ibu dan anak-anak disebabkan trauma melihat kondisi rumah mereka terbakar dan peristiwa yang terjadi. Namun sebagian warga bertahan untuk menjaga rumah masing-masing.

Mansur menambahkan, Ketua BPD KKSS Jayawijaya di Wamena membuat posko dan dapur umum untuk melayani seluruh warga masyarakat di penampungan, baik yang ada di Kodim dan Polres Jayawijaya.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyampaikan duka atas meninggalnya sebanyak 24 orang warga Sulsel akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Papua.

“Kita turut berduka atas meninggalnya beberapa saudara-saudara kita. Saya dapat laporan sekitar 24 orang saat ini meninggal, untuk kita ikut berduka,” kata Ahad (29/9) malam.

Menyikapi perkembangan Wamena saat ini, Nurdin Abdullah menyampaikan bahwa hari ini perlahan-lahan mulai kondusif dan juga beberapa pengungsi dari Wamena ke Jayapura serta ada juga yang mengungsi di tempat lain.**