Warisan-Warisan dan Mimpi BJ Habibie yang Belum Tuntas

Warisan-Warisan dan Mimpi BJ Habibie yang Belum Tuntas

RIAUMANDIRI.CO, Jakarta - BJ Habibie baru saja meninggal di usia 83 tahun. Banyak orang tentu merasa kehilangan sosok yang murah senyum ini.

Perginya Habibie meninggalkan berbagai warisan yang besar bagi bangsa Indonesia. Presiden ke-3 RI ini ibarat sosok yang sangat lengkap. Pria kelahiran Parepare  25 Juni 1936 ini  sangat pantas dapat julukan 'Bapak Teknologi Indonesia'

Berikut beberapa warisan BJ Habibie dan beberapa mimpinya yang belum kesampaian.


 

N250 dan CN235 dan BUMN Strategis

Habibie didapuk oleh Soeharto sebagai Presiden Direktur PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yang didirikan pada 26 April 1976. Perusahaan yang sempat berganti nama jadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 1 Oktober 1985. Pada era IPTN ini, Habibie sukses meluncurkan uji coba terbang pesawat N250 pada 10 Agustus 1995.

Namun, sebelum itu, Habibie sangat berperan dalam pengembangan pesawat CN235 dikembangkan oleh BJ Habibie sejak 1979 bersama CASSA Spanyol. Pesawat tersebut telah mengalami banyak pengembangan, dan digunakan sejumlah negara. Pesawat ini awalnya dirancang bermesin turboprop dan mampu membawa 35 penumpang.

Pesawat ini diperkenalkan kepada publik untuk pertama kalinya pada September 1983. Sejak itu, PTDI dan CASSA melakukan penjualan CN235, di dalam dan luar negeri. Selain dunia dirgantara, yang membesarkannya, Habibie punya pembentukan PT IPTN, PT PAL, PT INKA, dan PT PINDAD

 

Bank Muamalat dan ICMI

Pada awal 1990-an, Habibie juga punya peran penting terkait pendirian Bank Muamalat. Bank Syariah pertama di Indonesia didirikan pada 1 November 1991.

Ada campur tangan Habibie dalam proses pendirian Bank Muamalat. Ini berawal ketika Orde Baru, saat itu menteri keuangan JB Sumarlin pada 1988 mengeluarkan Paket Oktober (Pakto 88) yang mendorong berdirinya bank-bank.

Saat itu, umat Islam bertanya soal bunga bank yang bagi sebagian kalangan dianggap haram. Ketua MUI saat itu Hassan Basri pada 1991 membawa masalah ini ke Munas MUI soal wacana bank tanpa bunga.

Habibie yang saat itu dekat dengan Soeharto dan menjabat ketua ICMI pertama sejak Desember 1990, punya peran melobi Seoharto, hingga akhirnya Soeharto setuju didirikannya Bank Muamalat.

 

Pekerjaan Rumah N2130 Hingga R80 Regioprop

Habibie sempat menggarap proyek kelanjutan dari N250 atau R80 Regioprop beberapa tahun lalu. Ia mendirikan PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang dibentuk oleh Habibie pada 2012.

Pesawat N-250 dengan R80 sangat berbeda sekali. Perbedaanya di antaranya dari ukuran, R80 jauh lebih besar dari pada N-250, karena R80 memiliki daya tampung hingga 80 kursi sementara N-250 hanya 50 kursi.

Selain itu, sayap pesawat jauh lebih besar dan panjang, karena ukurannya lebih besar jadi diperlukan sayap yang besar untuk mengangkat beban. Landing Gear juga jauh lebih besar dikarenakan badan pesawat lebih besar dari pada N-250. Pesawat ini ditargetkan terbang pada 2022.  Proyek besar yang akhirnya belum sempat dituntaskan Habibie

Sebelumnya Habibie juga belum menuntaskan proyek pengembangan pesawat jet N2130 sebagai pengembangan N250 yang bermesin baling-baling.

 

Namun, warisan-warisan Habibie masih banyak lagi, seperti paten-paten di bidang teknologi termasuk dunia aviasi. Pada masanya juga lahir Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang menjamin kebebasan pers di Indonesia setelah Orde Baru tumbang.**