Kisah Idris, Anak Petani dan Guru Ngaji Lulusan Terbaik Akpol 2019

Kisah Idris, Anak Petani dan Guru Ngaji Lulusan Terbaik Akpol 2019

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Muhammad Idris (23 tahun), pemuda yang berasal dari Jorong Mudiak Laweh, Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, berhasil meraih penghargaan Adi Makayasa sebagai lulusan terbaik tahun 2019 dari Akademi Kepolisian (Akpol). Alumni MAN Muara Labuh ini bisa mempertemukan ayahnya yang berprofesi sebagai petani dan guru ngaji di kampungnya, dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Idris dan keluarganya memang diundang ke Istana Merdeka untuk menghadiri praspa pelantikan perwira TNI-Polri tahun 2019. 

"Salah satu cita-cita saya adalah bagaimana caranya ayah bisa pergi ke istana dan bersalaman dengan Presiden RI. Dan Alhamdulillah tercapai," ujar Idris usai menghadiri upacara pelantikan perwira TNI-Polri bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (16/7/2019). 


Idris mengaku mendapat inspirasi untuk menjadi seorang polisi dari sosok ayahnya. Menurut Idris, ayahnya merupakan pria yang sukses dengan profesinya sebagai petani dan guru ngaji.

Sukses baginya, adalah ketika seseorang berhasil menekuni pekerja dengan sepenuh hati. Ayah Idris memang dikenal sebagai petani yang menggarap sawah.

"Inspirasi juga datang ketika ayah melihat orang berseragam membuat beliau senang," katanya. 

Selain itu, cita-cita menjadi seorang polisi ternyata dimiliki Idris sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Untung saja, katanya, keluarganya memberikan dukungan penuh agar Idris bisa menempuh pendidikan di Akpol. 

Idris mengaku, mengenyam pendidikan di Akpol memberikan pengalaman yang berharga. Salah satunya adalah bisa bertemu dengan kawan-kawan baru dari berbagai daerah di Indonesia. 

"Kami bisa berbagi informasi. Menurut saya, orang baik adalah orang yang mau berbagi ilmu," katanya. 

Dukungan Ayah

Idris mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Ayahnya, ujar Idris, bahkan selalu memasakkan masakan khas Minang ketika dirinya mendapat cuti untuk pulang kampung.

Ayahnya pula, yang menurut pengakuan Idris, tak pernah lupa mengingatkan untuk taat beribadah dan menjalankan salat lima waktu. 

"Ayah adalah orang yang sukses bagi saya, seorang petani dan guru ngaji," kata Idris. 

Asmawati (64 tahun), nenek Idris, mengaku bangga dengan cucunya yang dinobatkan sebagai lulusan terbaik Akademi Kepolisian tahun 2019. Apalagi, ujar Asmawati, Idris memiliki tekad untuk membanggakan keluarga setelah sang ibu meninggal dunia saat Idris duduk di bangku kelas 3 SMP pada 2010 lalu. 

"Semoga dia jadi yang terbaik dan bisa mengabdi ke negara, orang tua, masyarakat," kata sang nenek. 

781 Perwira TNI-Polri Dilantik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik 781 perwira TNI dan Polri di Istana Merdeka, Selasa (16/7) pagi ini. Dalam Praspa yang dipimpin Jokowi ini, dilantik 259 lulusan Akademi Militer (244 putra dan 15 putri), 117 lulusan Akademi Angkatan Laut (103 putra dan 14 putri), 99 lulusan Akademi Angkatan Udara (90 putra dan 9 putri), dan 306 lulusan Akademi Kepolisian (256 putra dan 50 putri).

Praspa TNI-Polri merupakan upacara pelantikan para taruna dan taruni yang lulus pendidikan menjadi perwira pertama. "Saudara-saudara telah melalui proses yang ketat. Gemblengan saudara-saudara sangat hebat, yang membuat mental dan fisik saudara prima. Dan menjadikan saudara putra putri terbaik bangsa Indonesia. Saya bangga bisa melantik saudara-saudara," ujar Jokowi dalam amanatnya. 

Sebagai informasi, perwira lulusan Akademi Angkatan mendapatkan pangkat letnan dua dengan gelar Sarjana Terapan Pertahanan (STHan). Sedangkan perwira lulusan Akpol mendapatkan pangkat inspektur dua dengan gelar kesarjanaan Sarjana Terapan Kepolisian (STK).

Pelantikan ini berlandaskan Keputusan Presiden nomor 53 TNI 2019 dan 54 Polri 2019 tentang pengangkatan Taruna dan Taruni Akmil TNI dan Polri menjadi perwira TNI dan Polri. Upacara pagi ini juga dihadiri sejumlah pejabat negara seperti Wapres Jusuf Kalla, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, hingga Menkopolhukam Wiranto.