Juli-Oktober Panas Ekstrem, BNPB Berikan Arahan Pola Pencegahan Karhutla di Riau

Juli-Oktober Panas Ekstrem, BNPB Berikan Arahan Pola Pencegahan Karhutla di Riau

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat beri pembekalan kesiapan menghadapi bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Provinsi Riau di saat cuaca panas ekstrem yang diperkirakan Juli sampai Oktober 2019 nanti. 

Arahan diberikan oleh Staf Ahli BNPB Mayjen TNI (Pur) Komaruddin, di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru, Kamis (20/6/2019). Ada pun poin penting dari pembekalan ini adalah pola pencegahan lebih diutamakan sebelum opsi penanggulangan Karhutla. 

"Poin penting dari pertemuan ini adalah pola baru. Dimana peran dari semua stake holder termasuk tokoh masyarakat, ulama dan kepala desa sangat diharapkan dalam upaya pencegahan ini. Intinya, pencegahan kita utamakan selain penanggulangan," ujar Komaruddin.


Pentingnya melibatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan ini, karena diyakininya 99 persen penyebab kebakaran karena disebabkan manusia. Faktor bisa disebabkan kelalaian atau kesengajaan itu, diperlukan pemahaman dari masyarakat.

"99 persen disebabkan manusia. Karena itu, pencegahan lebih diutamakan dari pada penanggulangan. Kesengajaan macam-macam, ada faktor perut, ada juga faktor karena disuruh," ungkap Komaruddin.

Ada pun dari sisi pencegahan, BNPB menyebutkan tetap mensiagakan helikopter, rekayasa hujan buatan, termasuk patroli udara dan darat. Kemudian segala macam kebutuhan yang mendukung penanggulangan juga tetap disiapkan untuk mengatasi Karhutla.

Sementara, Kepala BPBD Riau Edward Sanger, didampingi Direktur Perbaikan Darurat BNPB, Medi Harlianto menyatakan komitmen bersama TNI/Polri termasuk pihak lainnya baik melakukan pencegahan maupun penanggulangan Karhutla. 

Komitmen tersebut terus dilakukan diantaranya melalui pembekalan kesiapan menghadapi bahaya Karhutla Provinsi Riau yang digelar hari ini. 

Edwar mengaku terus berusaha maksimal agar image Karhutla yang pernah terjadi melekat di Riau, tidak lagi terjadi. Karena itu, melalui komitmen bersama semua pihak terkait bisa diatasi.

"Puncak dari Karhutla di Riau pada 2015. Dengan kesungguhan kekompakan kebersamaan semua pihak terkait, baik dari satgas darat, udara sesuai tupoksinya. Dengan komitmen bersama itu pula, kita terus bisa atasi bahkan bisa menggagalkan ulang tahun Karhutla di Riau yang dulu sering terjadi," kata Edwar Sanger. 

Sejauh ini sejak ditetapkan wilayah Riau siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, tim Satgas Karhutla terus bekerja untuk menangani Karhutla dan patroli di lapangan. Termasuk bantuan heli dari BNPB dan dari KemenLHK masih standby di Pekanbaru. 

Reporter: Nurmadi