TKN Jokowi: Tim Prabowo Makin Linglung, Tidak Punya Data dan Fakta Konkret

TKN Jokowi: Tim Prabowo Makin Linglung, Tidak Punya Data dan Fakta Konkret

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kembali mengubah klaim kemenangannya. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menyindir kubu pasangan nomor urut 02 tersebut.

"Semakin hari memang tim Prabowo ini makin seperti tim yang linglung. Saking kebingungannya, tidak punya data dan fakta yang konkret, mereka lalu mengarang yang membodohi publik karena berubah-ubah," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding kepada wartawan, Jumat (14/6/2019).

Dalam klaim terbaru, Prabowo-Sandiaga menang dengan perolehan 53% suara. Sementara itu Jokowi-Ma'ruf mendapat 47%. Sebelum ini dalam gugatan di MK, Prabowo-Sandi mengklaim menang 52%.


"Semakin menunjukkan juga bahwa karena kebingungan dan linglung itu maka tidak memiliki konsistensi data pernyataan dari tahap ke tahap, dari masa ke masa, banyak perbedaan. Pernah menang di 62%, sekarang menang lagi di 52%, sebelumnya pernah di berapa lagi itu," tutur Karding.

Pihak Prabowo-Sandiaga dinilai tidak siap dalam gugatannya di MK. Mereka dianggap terus bermanuver untuk menghindari rasa malu karena sudah terlanjur mengatakan akan menggugat di MK, meski tak memiliki persiapan.

"Itu menunjukkan sesungguhnya mereka tidak siap untuk melakukan sidang di MK, tetapi karena malu tidak melakukan gugatan, sementara sebelumnya sudah koar-koar, maka suka tidak suka, dia lakukan," sebut Karding.

Tim hukum Prabowo-Sandiaga pun menuding ada proses utak-atik suara yang diduga dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi. Karding mengingatkan, meski ada Sistem Informasi Penghitungan (Situng), rekapitulasi KPU dilakukan secara berjenjang secara manual.

"Kalau sistem alat elektronik yang dipakai KPU itu kan bukan dasar utama. Dasar utama perhitungan suara itu kan tetap di C1, yang C1 ini sudah terverifikasi oleh para saksi-saksi, PPK, dan kemudian di tingkat kabupaten, dan nasional," kata anggota DPR RI itu.

"Harusnya jumlah C1 yang mereka sampaikan tentu bukan C1 KW. Kalau C1 KW bisa dibuat-buat. Tetapi C1 yang sudah terverifikasi dan mendapat persetujuan di tingkat lembaga institusi yang ada. Mulai dari TPS, PPK, sampai dengan KPU pusat," tambah Karding.

Politikus PKB ini juga mengaku heran dengan personel kubu Prabowo-Sandi, khususnya terhadap tim hukumnya. Karding menyayangkan mereka ikut melakukan kebohongan publik demi mengejar kekuasaan.

"Yang juga saya heran, tim hukumnya kan sebenarnya orang-orang yang memiliki kapasitas intelektual yang luar biasa, kok terbawa arus ikut membangun kebohongan publik itu ya," ucapnya.

Karding lantas meminta kepada Prabowo-Sandiaga untuk bersikap negarawan. Bila terus bermanuver, itu disebut dapat memperburuk citra keduanya.

"Kalau memang kalah, gentle aja kalah. Nggak usah berlaku seperti itu, Akan semakin memperburuk citra dan integritas Prabowo-Sandi," tegas Karding.

Prabowo-Sandiaga kembali mengeluarkan klaim kemenangan baru. Ketua tim hukum Prabowo-Sandiaga, Bambang Widjojanto (BW), mengatakan pihaknya memenangkan Pilpres 2019 dengan meraih 71.247.792 suara. Angka ini berbeda dengan angka yang tertuang dalam gugatan di MK, di mana mereka mengklaim menang sebanyak 68.650.239 suara.

Berdasarkan hitungan Tim IT internal, kata BW, ada penggerusan suara 02 sebesar lebih dari 2.500.000 dan penggelembungan suara 01 sekitar di atas 20.000.000.

"Sehingga perolehan sebenarnya untuk suara pasangan 01 sekitar 62.886.362 (48%) dan suara untuk pasangan 02 sekitar 71.247.792 (52%)," kata BW melalui keterangan tertulisnya, Jumat (14/6/2019).

Angka prosentase yang ditulis di kutipan di atas sesuai dengan pers rilis yang disampaikan Tim Prabowo-Sandi. Namun jika dihitung, angka prosentase yang ditampilkan tak akurat. Dengan klaim angka terbaru tersebut, maka prosentase suara Jokowi-Ma'ruf Amin menjadi 47%, sementara Prabowo-Sandi 53%.