Dianiaya Oknum Polisi Saat Liput Aksi 22 Mei, Jurnalis CNN Indonesia Lapor Propam

Dianiaya Oknum Polisi Saat Liput Aksi 22 Mei, Jurnalis CNN Indonesia Lapor Propam

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Wartawan CNNIndonesia.com, Ryan Hadi Suhendra, mengaku dianiaya oknum Brimob saat meliput kerusuhan di aksi demo 22 Mei 2019 Jakarta. Dia pun melaporkan kasus ini ke Propam.

Ryan mengadu ke Sentra Pelayanan Propam Polda Metro Jaya pada Jumat (24/5) sekitar pukul 14.00 WIB. Dia datang didampingi redaktur pelaksana dan divisi legal dari CNNIndonesia.com. 

Pengaduan itu diterima oleh staf di Sentra Pelayanan Propam Polda Metro Jaya. Usai memberikan tanda terima pengaduan, pihak Sentra Pelayanan Propam Polda Metro Jaya menyatakan pengaduan tersebut akan diproses dan ada pemberitahuan selanjutnya.


Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5), Ryan menjelaskan peristiwa dugaan menghalangi kerja jurnalistik dan penganiayaan oleh oknum Brimob tersebut. Dia menyebut peristiwanya di kawasan Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5) bersamaan dengan Aksi 22 Mei.

Ryan mengaku dipukul oleh oknum Brimob saat merekam video aparat yang menangkap terduga provokator massa. HP-nya yang dipakai untuk merekam kejadian tersebut dirampas dan sampai saat ini belum dikembalikan.

"Saat saya melihat ada seorang provokator yang diamankan, saya lantas merekam kejadian tersebut. Akan tetapi, tidak sampai satu menit dan juga (video-red) belum disave, Brimob lainnya mengambil paksa handphone saya. Saya langsung dikerumuni oleh sejumlah Brimob (sekitar 3 orang), 2 berseragam lengkap dan 1 lainnya tidak mengenakan pelindung kepala dan penutup wajah, serta 2 petugas tidak berseragam," jelas Ryan.

Menurut Ryan, saat itu dirinya diminta para oknum Brimob ini untuk menghapus video yang dia rekam. Namun Ryan menjelaskan bahwa video itu belum sempat tersimpan. Karena oknum aparat ini tidak percaya, Ryan meminta agar mereka memeriksa sendiri dan menghapus jika video itu memang ada. 

"Tapi mereka tetap keras kepala dengan mengatakan, 'giliran begini lu rekam, massa nyerang kita malah enggak.' Ketika saya ingin ambil handphone saya dengan baik-baik, salah seorang Brimob malah memukul handphone saya dengan tongkatnya (tongkat berbentuk L) hingga tempered glass handphone saya retak," jelas Ryan.

"Kemudian, mereka malah memukul saya pada bagian wajah, leher, bahu, dan lengan kanan bagian atas. Mereka juga menggunakan tongkatnya untuk melakukan tindakan represif," sambungnya menceritakan detik-detik penganiayaan oleh oknum tersebut.

Ditambahkan Ryan, para oknum yang menganiaya dirinya ini sempat menanyakan asalnya. Ryan lantas menjawab bahwa dirinya merupakan jurnalis dari CNN Indonesia. Meski demikian, Ryan mengaku tetap dipukul di bagian wajah dan HP-nya diambil. Ryan menyayangkan dirinya tidak diberi kesempatan menjelaskan dan oknum Brimob ini juga tidak memeriksa isi handpone-nya soal video tersebut. 

"Saya mohon kepada Bapak Kabid Propam untuk menindaklanjuti laporan saya," ucapnya.