Pengurus Bantah Tudingan Polisi Soal Rapat Aksi 21 Mei di Masjid Sunda Kelapa

Pengurus Bantah Tudingan Polisi Soal Rapat Aksi 21 Mei di Masjid Sunda Kelapa

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Polisi menjelaskan ada pertemuan massa di luar daerah dengan pihak misterius di Masjid Sunda Kelapa sebelum terjadi kerusuhan di Petamburan. Kini pengurus Masjid Sunda Kelapa meminta polisi memperjelas keterangan itu.

"Kami perlu mendapat klarifikasi komprehensif dari polisi terkait penyebutan masjid ini dalam aksi 21 Mei. Kami belum ada gambaran utuh bagaimana kami dikaitkan dengan aksi itu," kata Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa, Ismed Hasan, di masjid ini, Jl Taman Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2019).

Ismed juga menantikan rekaman polisi yang memuat bukti adanya pertemuan di Sunda Kelapa. Dia berharap persoalan ini menjadi jelas bila polisi menjelaskan secara gamblang.


"Apalagi dikatakan ada ditemukan rekaman yang mengindikasikan rapat di sini. Karena penting dari pengurus masjid untuk dapat penjelasan komprehensif dari polisi," kata Ismed.

Polisi menyebut ada beberapa orang di Sunda Kelapa yang ditemui massa sebelum kerusuhan terjadi. Soal ini, pengurus masjid juga tidak tahu-menahu. Tak ada satu pun pengurus yang membenarkan kabar itu.

"Yang ditemui pun tidak jelas, siapa yang ditemui, jadi kita sudah klarifikasi, semua dewan pengurus kita cek satu per satu, nggak ada," kata dia.

Saat malam menjelang kerusuhan, Masjid Sunda Kelapa ramai oleh jemaah yang menunaikan iktikaf. Sulit memastikan pembicaraan apa yang berlangsung di antara masing-masing orang di dalam masjid. 

Ada ribuan orang saat itu. Rahmad menegaskan pengurus Masjid Sunda Kelapa tak terkait dengan kerusuhan 21-22 Mei 2019. Masjid Sunda Kelapa juga punya posisi netral dalam Pilpres 2019, tidak memihak Jokowi-Ma'ruf Amin ataupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Dalam konteks keterkaitan dengan pengurus, insyaallah saya tegaskan tidak ada kaitannya," kata Ismed.

Namun untuk aksi kerusuhan 21-22 Mei itu, dia berkomentar, "Ini saya tegaskan, (mereka yang merusuh) bukan umat Islam. Iya, karena umat Islam terbukti kan, kita 212 apa kurangnya? Jumlahnya bahkan lebih masif, jutaan orang, tapi tidak ada kejadian (rusuh). Sampah pun kita pungut."

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menjelaskan ada ratusan pelaku yang merusuh pada 21-22 Mei 2019. Para perusuh banyak yang berasal dari daerah luar Jakarta dan berkumpul di Sunda Kelapa. Polisi tak menyebut lebih jelas, apakah Sunda Kelapa yang dia maksud adalah masjid di Menteng, Jakarta Pusat, atau Sunda Kelapa yang lain. Di Sunda Kelapa, massa dari luar Jakarta bertemu seseorang untuk merencanakan penyerangan asrama polisi di Petamburan.

"Kemudian para tersangka ini yang tadi disuruh itu, itu berasal dari luar Jakarta, dari luar Jakarta, dan kemudian dari Jawa Barat, dia kemudian datang ke Sunda Kelapa, Sunda Kelapa di sana, ketemu beberapa orang di sana. Sedang kita gali siapa orang yang ditemuinya, dan kemudian merencanakan, merencanakan menyerang asrama polisi di Petamburan. Ini ada barang buktinya, ada rekamannya. Jadi sudah di-setting untuk melakukan penyerangan ke asrama polisi di Petamburan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di markas Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (22/5).