Perjanjian Kerja Diteken, Pembangunan Konstruksi Smelter Nikel Segera Dimulai

Perjanjian Kerja Diteken, Pembangunan Konstruksi Smelter Nikel Segera Dimulai

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pembangunan konstruksi smelter bahan tambang Nikel di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara segera dimulai bulai Mei setelah dilakukan penandatanganan perjanjian jasa konstruksi antara PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dengan PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero, di Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Penandatanganan perjanjian ini dilakukan oleh Derian Sakmiwata selaku Presiden Direktur PT CNI dan Nurlistyo selaku Senior Vice President, Head of EPC Division, PT PP yang disaksikan oleh Ir Abdul Haris Tatang, MSc, Direktur PT PP dan segenap manajemen PT CNI dan divisi EPC dari PT PP.  

Penandatanganan perjanjian kerja itu menunjukkan komitmen PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dalam membangun pabrik Ferronickel (smelter). Setelah penandatanganan Perjanjian ini kata Derian, PT. PP akan segera melakukan mobilisasi dan persiapan di lokasi pekerjaan di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.


"Groundbreaking di lokasi Smelter akan dilakukan pada Bulan Mei 2019. Ditargetkan Pembangunan Infrastruktur Utama dan  Infrastruktur Pendukung Ferronickel Smelter ini selesai pada akhir tahun 2021," terang Derian. 

Dijelaskan Derian Sakmiwata,  kepercayaan ini diberikan oleh PT. CNI kepada PT. PP dengan semangat untuk memaksimalkan muatan  local (local content) dalam kegiatannya sesuai yang diatur dalam Pasal 61 Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri serta Keputusan Menteri ESDM nomor :1953 K/06/MEM/2018 tentang Penggunaan Barang Operasi, Modal, Peralatan, Bahan Baku dan Bahan Pendukung lainnya yang diproduksi dalam negeri pada sektor energi dan Sumber Daya mineral.

Derian menambahkan, pembangunan ini juga merupakan bagian dari komitmen Rencana Pengembangan Fasilitas Pengolahan Bijih Nickel  (Smelter) PT. CNI yang mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dimana total kapasitas pabrik Smelter yang direncanakan sebesar 4x72 MVA (Mega Volt Ampere) dengan umpan  5 juta ton bijih Nickel dan akan menghasilkan 230,000 ton Ferronickel dengan kadar Nickel 22%-24%. 

"Pembangunan Smelter PT. CNI akan dilakukan melalui 3 Phase pembangunan; Phase 1 1x72MVA,  Phase 2 1x72 MVA, Phase 3 2x72MVA. Total investasi direncanakan sebesar 705 juta USD di luar pembangunan fasilitas Pelabuhan serta infrastruktur pendukung dan lain-lainnya," beber Derian. 

Sedangkan untuk penyediaan teknologi Smelter ini kata Derian, PT. CNI telah menunjuk ENFI China, salah satu perusahaan BUMN  penyedia jasa engineering terbesar milik Pemerintah China dengan pengalaman lebih dari 60 tahun di  bidang pengolahan dan pemurnian Non-ferrous metal, terutama Nickel. 

Perpaduan yang sangat harmonis dengan dipercayakannya pekerjaan kepada kedua BUMN ini yakni PT. PP dan Perusahaan BUMN China ENFI, maka dari serangkaian pekerjaan Engineering Procurement and Construction (EPC) pengembangan Smelter PT. CNI, Perusahaan BUMN ENFI China akan menyelesaikan porsi Engineering (E) dan Procurement (P) sementara Perusahaan BUMN PT. PP akan menyelesaikan porsi Construction (C).

Smelter RKEF kata Derian, direncanakan akan menggunakan tipe Rectangular Furnace yang dilengkapi dengan  Copper Cooling System dimana penggunaan ini akan memberikan kapasitas pengolahan yang lebih besar dari RKEF circular pada umumnya dan interval maintenance yang lebih panjang sehingga akan  memberikan biaya operasional yang lebih kompetitif.  

Sedangkan kebutuhan listrik untuk Smelter PT. CNI akan dipasok dari jaringan listrik PLN dengan total kapasitas  sampai dengan 350 MVA. "PT. CNI dan PLN telah menandatangi Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik  (SPJBTL) dimana PT. CNI merupakan pelanggan premium/platinum yang diberikan keutamaan dan  jaminan pasokan listrik. PLN juga telah menyiapkan dukungan tenaga listrik bagi PT. CNI untuk kebutuhan selama masa konstruksi," ungkapnya. 

Selain pembangunan Pabrik Smelter dengan teknologi RKEF, PT. CNI juga telah melakukan studi-studi dalam rangka pengembangan Pabrik Pengolahan Bijih Nickel Limonite untuk mengekstraksi Nickel dan Cobalt dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL). 

Hal ini dilakukan mengingat PT. CNI  memiliki kandungan sumber daya mineral bijih limonite dengan kandungan Nickel dan Cobalt yang sangat menjanjikan dan juga untuk mengantisipasi tumbuhnya industry mobil listrik dan baterai   secara umum.  

Sementara itu, Nurlistyo selaku Senior Vice President, Head of EPC Division PT. PP menyambut baik kepercayaan yang diberikan oleh pihak PT CNI. 

"Kami sangat mengapresiasi langkah PT.CNI dalam mewujudkan komitmennya dalam membangun Smelter. Kami akan segera bekerja untuk memulai pembangunan konstruksi smelter di lokasi PT. CNI," terangnya. 

Reporter: Syafril Amir