Darmayanti Lubis Minta Daerah Galakkan Gerakan Literasi Parenting

Darmayanti Lubis Minta Daerah Galakkan Gerakan Literasi Parenting

RIAUMANDIRI.CO, BINJAI - Wakil Ketua DPD RI, Darmayanti Lubis meminta pemerintah daerah menggalakkan gerakan literasi parenting di tengah masyarakat. Di antaranya dengan menyiapkan beberapa unit mobil minibus untuk dijadikan perpustakaan keliling. 

Perpustakaan keliling itu tidak hanya membawa sopir dan satu staf perpustakaan, melainkan membawa juga minimal satu ahli psikologi dan satu ahli pendidikan. Ketika mobil perpustakaan keliling diparkir di tengah masyarakat, terutama di perumahan padat atau di tengah unit-unit Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

"Masyarakat tidak hanya bisa meminjam buku, tapi juga bisa bertanya dan berdiskusi tentang cara mendidik anak yang baik kepada kedua ahli yang ikut dalam mobil pepustakaan keliling itu. Kedua ahli ini harus ditraining tentang parenting dulu, agar mereka bisa menjawab pertanyaan masyarakat di seputar pendidikan anak, rumah tangga sakinah, dan persoalan rumah tangga lainnya di era media sosial ini," kata Darmayanti dalam dalam diskusi bertajuk "Literasi Parenting Untuk Menumbuhkan Budaya Damai Sejak Dini", di Binjai, Sumatera Utara, Selasa (26/3/2019).


Menurut senator dari Sumatera Utara ini, saat ini masyarakat hidup di suatu zaman yang disebut sebagai era disrupsi atau era guncangan. Yakni, guncangan psikologis yang terjadi usai komputer ditemukan, internet dikembangkan, dan era smartphone dengan segala teknologi dan fitur canggihnya mengepung masyarakat hingga mereka mengalami guncangan psiko-sosial. 

"Kita terkaget-kaget mendapati fakta bahwa zaman benar-benar berubah dengan sangat cepat. Apa yang kita tulis saat ini di Binjai bisa dibaca saat ini pula di Jakarta, di Kalimantan, di ujung Sulawesi, di Papua, bahkan di luar negeri. Bayangkan jika yang ditulis itu adalah propaganda jahat," kata profesor lulusan University of Leed, Inggris ini.

Era disrupsi itu juga melanda keluarga. Anak-anak dari generasi milenial dan generasi “Z" asyik dengan lingkungan internet mereka yang serba baru dan benar-benar berbeda dengan generasi orangtua mereka dan hal ini pada gilirannya melahirkan kesenjangan dua generasi. 

"Kesenjangan generasi seperti ini harus serius ditangani bahkan oleh pemerintah pusat, ika ditahun 2045 nanti kita benar-benar berniat memanen bonus demografi masyarakat cerdas lahir dan batin," jelas lulusan Institut Teknologi Bandung ini.

Darmayanti juga mengajak semua komponen masyarakat saat ini untuk mengubah paradigma mereka dalam mendidik anak di rumah, dari tradisi pola asuh otoriter dan permissif menjadi pola asuh cinta dan rasional. 

"Di era internet dan smartphone ini, anak-anak sudah lebih cerdas dibanding anak-anak seusia mereka di zaman dulu. Kini saatnya kita kembangkan pola cinta dan rasional, penuh argumentasi, dalam mendidik anak," jelasnya. 

Reporter: Syafril Amir