Gala Dinner Bersama Gubri, Bupati Inhil Kupas Potensi dan Bonanza Perkelapaan di Masa Lalu

Gala Dinner Bersama Gubri, Bupati Inhil Kupas Potensi dan Bonanza Perkelapaan di Masa Lalu

RIAUMANDIRI.CO, TEMBILAHAN - Pemerintah Kabupaten Inhil menggelar Gala Dinner dan Temu Ramah Gubernur Riau, H Syamsuar bersama masyarakat. Pada acara tersebut, Bupati mengupas potensi dan bonanza perkelapaan Kabupaten Inhil di masa lalu.

Menurut Bupati, Kabupaten Inhil merupakan Kabupaten dengan hamparan lahan perkebunan terluas, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia.

Bagaimana tidak, diungkapkan Bupati, berdasarkan data yang dirilis Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa, luas lahan perkebunan kelapa di Kabupaten Inhil mencapai angka 400 ribu hektare atau 11,34 persen dari total luas lahan perkebunan kelapa nusantara dengan total produksi hingga 4 milyar butir kelapa per tahun.


"Oleh karena itu, kami Pemerintah Kabupaten Inhil fokus pada upaya optimalisasi sektor perkebunan kelapa," ungkap Bupati dalam acara yang juga dikemas untuk jamuan atas kedatangan pihak Kementerian Perdagangan RI sebagai salah satu narasumber Seminar Nasional Perkelapaan yang digelar pada 25 Maret 2019, di Gedung Engku Kelana, Tembilahan.

Lebih jauh, Bupati menuturkan, sampai saat ini, diketahui jumlah masyarakat pekebun kelapa di Kabupaten Inhil telah menyentuh angka 70 persen dari total penduduk. Namun, dominasi sektor perkebunan kelapa terhadap tingkat pendapatan para pekebun kelapa mengalami hambatan karena adanya fenomena penurunan harga kelapa yang terjadi cukup lama.

"Hari ini, harga kelapa hanya Rp 800. Padahal pada akhir 2017 lalu, harga kelapa sempat menyentuh angka Rp 3600. Dengan begitu, terjadi kelesuan ekonomi yang amat sangat dirasakan, tidak hanya masyarakat bahkan juga daerah," jelas Bupati seraya mengatakan, perlunya gagasan sebagai sebuah solusi atas stabilitas harga kelapa.

Lebih lanjut, solusi yang tengah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Inhil guna mengatasi problema perkelapaan ini, dikatakan Bupati adalah menciptakan produk-produk turunan berbahan baku kelapa untuk kemudian dipasarkan.

Sebagai produk perkebunan yang memiliki peran strategis, tidak hanya sebagai sumber pendapatan, namun juga menjadi bahan baku industri, dikatakan Bupati, sudah sepatutnya komoditas kelapa mempunyai nilai tawar yang tinggi.

Produk olahan berbahan dasar kelapa, menurut Bupati, akan mampu mendorong komoditas kelapa lokal mencapai level harga yang diharapkan oleh masyarakat pekebun kelapa.

"Namun begitu, untuk dijadikan bahan baku produk olahan, masyarakat kita banyak yang belum mampu mengolahnya sehingga beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Inhil melaksanakan pelatihan pengolahan kelapa sebagai solusi atas penurunan harga," papar Bupati.

Dulu, Bupati mengisahkan, kelapa lokal pernah menggapai masa jayanya sekitar tahun 1990-an. Dimana saat itu, diungkapkan Bupati, masyarakat Kabupaten Inhil memiliki kemampuan untum mengolah kelapa menjadi sebuah produk turunan berupa VCO atau minyak kelapa.

"Kala itu, seingat Saya malah Pemerintah yang kewalahan mendistribusikan produk hasil olahan masyarakat kita," kata Bupati.

Selanjutnya, berkenaan dengan penyelenggaraan Seminar Nasional Perkelapaan besok, Bupati berharap, kehadiran pihak Kementerian Perdagangan dan perusahaan - perusahaan industri berbahan baku kelapa dapat mendorong upaya penyelesaian masalah harga kelapa yang dinilai menghambat pengembangan kelapa lokal.

"Komoditas kelapa lokal kita memiliki potensi yang besar, meskipun perlu diketahui potensi itu belum bisa dimanfaatkan secara maksimal karena masih adanya permasalahan harga. Mudah-mudahan dengan kehadiran Gubernur dan para pengusaha yang bergerak di bidang perkelapaan dapat menjadi titik terang permasalahan klasik ini," tutur Bupati sembari menyebutkan, produktifitas kelapa lokal kian menurun karena kerusakan lahan. (ADV /DISKOMINFOPS INHIL)