Laporkan Penyebar Pemotongan Video, Anto Rahman: Tak Ada Pernyataan Peperangan terhadap Umat

Laporkan Penyebar Pemotongan Video, Anto Rahman: Tak Ada Pernyataan Peperangan terhadap Umat

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Provinsi Riau, Arsadianto Rahman, melaporkan pihak yang telah menyebarkan video hoax yang menimpa dirinya ke Ditreskrimsus Polda Riau. Ia dengan tegas mengatakan, video yang disebar tersebut banyak yang dipotong-potong.

"Ada berita yang diviralkan dan berita ini tidak benar. Saya ini muslim tulen, jadi tidak ada perkataan saya untuk menyampaikan peperangan dengan Islam. Ini hoax yang bisa membuat kekacauan," kata Anto Rahman, biasa ia disapa, Selasa (12/3/2019), didampingi Ketua PW NU Riau, Rusli Ahmad. 

Dijelaskan Anto Rachman, permasalahan ini bermula ketika ada penyebaran berita bohong melalui grub WhatsApp fungsionaris MPW PP Riau yang berisi 117 anggota yang terjadi pada hari Selasa, 12 Maret 2019. Pada saat itu seorang pria yang berinisial nama J, yang juga merupakan salah satu anggota grup, mengirimkan sebuah video yang berisi pidato Arsadianto Rahman pada tanggal 9 Maret 2019 di Hotel Resty Menara Pekanbaru.


Namun, pidato tersebut merupakan video yang diedit dan terdapat tulisan "Pemuda Pancasila Riau Nyatakan Perang terhadap Islam" yang sebenarnya tidak ada sama sekali disebutkan atau dibuat pada saat berlangsungnya pidato tersebut.

"Dengan adanya video tersebut beredar di grup WhatsApp ditakutkan menimbulkan keonaran di kalangan masyarakat, khususnya umat muslim. Makanya saya langsung lapor polisi dan memberikan klarifikasi bahwa itu hoax," tegasnya. 

Sementara itu, KH Zainuddin Umnur, Katib Syuriah NU Provinsi Riau, yang turut mendampingi Anto Rahman, menyampaikan kepada umat muslim, bahwa di Indonesia selama ini tetap terjaga kerukunan antar umat beragama. Dan ia berharap dari apa yang disampaikan oleh Anto Rahman jangan sampai berpolemik.

Menurutnya negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, tidak bisa diubah dengan ideologi yang lain. Apalagi saat ini sudah banyak ajaran agama yang keras, sehingga ada penolakan dari beberapa organisasi. Negara Indonesia tetap menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

“Kami meminta kepada umat Muslim untuk menjadikan perbedaan itu rahmat. Jangan perbedaan menjadikan laknat, artinya apa, jangan ada kemunafikan sesama Muslim, membidahkan sesama Muslim. Ini sangat berbahaya di tengah-tengah bangsa Indonesia. Yang sekali lagi saya sampaikan bahwa negara kita berdasarkan Pancasila bukan negara Islam, negara kita bukan negara khilafah,” kata Zainuddin Umnur. 

Reporter: Nurmadi