Survei Celebes: Prabowo - Sandi Unggul di Segmen Pengusaha

Survei Celebes: Prabowo - Sandi Unggul di Segmen Pengusaha

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Survei nasional pemilihan presiden 2019 terbaru dari Celebes Research Center (CRC) menemukan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ungguli pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin di kalangan pemilih kelompok pengusaha yaitu 81,8%. Pasangan nomor urut 2 ini juga unggul dalam pemilih kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan 42,9 persen suara sedangkan Jokowi 28,6 persen. 

Menanggapi hal itu, Anggota BPN Prabowo-Sandi, Anggawira menyatakan kondisi ekonomi saat ini memberatkan. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam hal ekonomi tidak berdampak positif bagi kalangan pengusaha.

"Saya rasa survei ini mencerminkan bahwa para pengusaha menilai kondisi Bangsa ini secara ekonomi cukup berat. Kebijakan ekonomi pada era pemerintahan Jokowi saat ini pun tidak memberikan dampak positif bagi pengusaha," ujar Anggawira saat dihubungi (11/2/2019).


Anggawira yang juga ketua salah satu organisasi pengusaha ini menambahkan, jika kebijakan ekonomi yang dulu sangat konstruktif sekarang justru sangat sporadis dirasakan para pengusaha.

"Padahal para pengusaha yang tergabung dalam Kadin ikut di dalam Pokja yang dibentuk pemerintah untuk mengawal PKE [Paket Kebijakan Ekonomi]. Namun, perlahan-lahan semangat reformasi ekonomi ini turun," sambungnya.

Anggawira yang merupakan caleg DPR RI Dapil Jabar VIII meliputi Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Kota Cirebon ini menyatakan PKE ke-16 tidak disusun melalui konsultasi yang baik dengan pelaku usaha, sehingga berdampak protes dari kalangan pengusaha.

"Sangat disayangkan implementasi dari berbagai kebijakan pemerintah sekarang masih jauh dari harapan. Selain itu, OSS [Online Single Submission] yang awalnya diharapkan sebagai pendorong investasi malah menjadi beban baru karena belum terintegrasi penuh antara pusat dan daerah," katanya.

Terakhir, Pengusaha Muda ini menegaskan bahwa sekarang yang perlu dilakukan pemerintah ialah membangun industri. Di mana industri RI menurutnya mulai bergeliat lagi dari akhir 2017 lalu, ini tercermin dari komposisi impor bahan baku/barang penolong yang terus naik, konsumsi otomotif yang meningkat dan bertumbuhnya jasa logistik. 

"Seharusnya kita bisa manfaatkan momentum ini. Ditambah lagi, proyeksi ekonomi global dalam kurun tiga tahun ke depan akan turun. Jadi saat ini waktu yang tepat untuk membangun kembali industri kita mulai dari hulu sampai ke hilir, mulai dari padat karya sampai full automation," tutup Anggawira.