Salman Siswa SD 121 Pekanbaru yang Tertimpa Pagar Tembok Belum Sadarkan Diri

Salman Siswa SD 121 Pekanbaru yang Tertimpa Pagar Tembok Belum Sadarkan Diri

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Meski belum bisa berkomunikasi, kondisi Salman dikatakan kini sudah mulai membaik. Salman merupakan siswa kelas 3 SD 121 Pekanbaru yang tertimpa pagar yang roboh di sekolahnya, Kamis (7/2/2019) kemarin.

Sewaktu kejadian sekitar pukul 9.20 pagi, Salman dan temannya yang hendak memanjat pagar depan SD dan tiba-tiba tertimpa tembok yang roboh. Akibat kejadian itu Salman tidak sadarkan diri dan hingga kini masih dirawat di ICU RS Awal Bros Ahmad Yani.

Ibu dari Salman, Eva, mengatakan bahwa hingga kini anaknya belum sadarkan diri. Namun anaknya sudah bisa merespon terhadap sentuhan dan panggilan. "Terkadang dia juga memanggil saya, namun masih belum bisa diajak berkomunikasi," ujarnya, Jumat (8/2/2019).


Eva mengatakan juga, berdasarkan keterangan dokter, anaknya mengalami geger otak sedang. Di bagian tengkorak kepalanya juga ada yang retak, sehingga perlu penyembuhan yang cukup lama.

"Saya sudah diliatkan hasil CT scan dan memang ada yang retak. Penyembuhannya kata dokter bisa beberapa minggu," ujar Eva.

Eva juga hingga kini masih menunggui anaknya yang dirawat di rumah sakit. Ia ditemani anak-anak, dan keluarganya tampak masih belum bisa menutupi kesedihannya.

Untuk pengobatan sendiri, Eva mengatakan bahwa saat ini pihak sekolah yang menalangi. Ia menyebutkan bahwa deposit yang sudah dibayarkan oleh pihak dinas ke RS selama anaknya dirawat. "Untuk pengobatan selanjutnya kami belum tahu, mungkin nanti dibicarakan lagi," ujar Eva.

Eva sendiri mengaku masih shock dengan kejadian yang menimpa anaknya. Ia mengatakan bahwa pertama kali mengetahui informasi ini kemarin melalui wali murid temannya ketika hendak menjemput anak. "Saya ditelfon saat itu ketika di rumah dan langsung ke rumah sakit," terangnya.

Atas kejadian ini, Eva berharap agar pihak sekolah bisa lebih memberikan keamanan terhadap anak-anak yang dititpkan untuk belajar di sana. Ia ingin agar tidak terjadi lagi kasus serupa yang dapat mengancam nyawa dan masa depan anak.

"Tidak hanya di sekolah, tapi di fasilitas umum mestinya faktor keamanan menjadi yang utama," pungkas Eva.