Petani di Siak Senang, Program DMPA Arara Abadi-Sinar Mas Forestry Hasilkan Panen 3 Ton per Hektare

Petani di Siak Senang, Program DMPA Arara Abadi-Sinar Mas Forestry Hasilkan Panen 3 Ton per Hektare

RIAUMANDIRI.CO, SIAK - PT Arara Abadi – Sinar Mas Forestry (AA-SMF) Wilayah Riau kembali membuat petani senang. Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) di Desa Muara Bungkal, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, yang biasanya rata-rata panen setiap 4 sampai 5 bulan, malahan bisa sampai 6 bulan, kini sudah bisa panen selama 2,5 bulan (76 hari) berkat bantuan bibit unggul padi dari Program DMPA PT AA-SMF Wilayah Riau. 

Hal itu dibuktikan pada Rabu (16/1/2019), petani setempat melakukan panen padi dengan hasil produksi jauh meningkat signifikan.

Menurut Baharudin (59), seorang petani Desa Muara Bungkal yang mendapatkan program DMPA, dirinya sudah bercocok tanam padi sejak tahun 2012 lalu. 


Didampingi Sarjana Pendamping, Rita Eliya Mandau yang juga merupakan putri daerah tempatan yang tamatan Sarjana Ekonomi Universitas Islam Riau yang dipercaya PT AA-SMF jadi sarjana pendamping kepada media menjelaskan, “Panen kali ini cukup menggembirakan, karena berkat bantuan bibit dari PT Arara Abadi, sejak mulai penaman sampai panen hari ini hanya butuh 76 hari, di luar masa semai, jumlah dan beratnya juga kami lihat bertambah. Saya mempunyai 1 hektare lahan, yang sejak tahun 2012 saya bercocok tanam padi, dan 3 tahun terakhir ini saya mendapatkan bantuan dari Program DMPA PT Arara Abadi berupa pupuk, bibit dan yang lainnya, juga perusahaan membantu penjualan hasil panen”.

Sarjana Pendamping Rita Eliya Mandau menambahkan, kegiatan ini bagian dari Program DMPA dari Arara Abadi yang bertujuan untuk kesejahteraan, ekonomi masyarakat, mencegah kebakaran lahan (karhutla), dan juga menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat. 

"Sejak kami mendampingi petani, Alhamdulillah ada peningkatan produksi, seperti di Dusun Lipai, yang biasanya dalam 1 hektare panen dalam setahun menghasilkan 300 Kg/hektar/tahun, sekarang sudah menghasilkan 3 ton/hektar/tahun,” jelas Rita.

Sementara itu Penghulu Desa Muara Bungkal Thamrin kepada media menjelaskan, dengan luas lahan 220 hektare ini yang dahulunya sebelum tahun 2012 merupakan lahan kosong atau semak belukar bekas hutan yang sudah ditebang di Desa Muara Bungkal, sekarang lahan 220 hektar ini mejadi lahan milik desa yang dikelola oleh masyarakat. 

"Jika suatu masyarakat sudah tidak mampu mengelolanya lagi, maka masyarakat harus mengembalikannya kepada desa. Saat ini dengan adanya program menuju swasembada pangan (padi) dari pemerintah daerah, serta untuk untuk meningkat ekonomi masyarakat yang salah satunya dengan bertani tanam padi, kita dari pemerintahan desa jadikan lahan tersebut kita jadikan persawahan," terangnya.

Dengan adanya program DMPA perusahaan Arara Abadi, pihaknya berharap dapat membantu kegiatan perekonomian masyarakat. 

"Selama ini ada beberapa bantuan dalam bentuk kegiatan DPMA perusahaan Arara Abadi di Desa kita, seperti ternak dan lain lain. Kami masyarakat merasakan kegiatan ini bisa banyak membantu masyarakat Desa Muara Bungkal ini. Kami sebagai pemerintahan desa selain berharap bantuan dari pemerintah juga berharap bantuan dari perusahaan,” papar Thamrin.

Sementara itu Forest Protection PT AA Distrik Minas, Aep Mahmudin didampingi Public Relations PT AA-SMF Ir Nurul Huda, MH, M.Ikom kepada media menyampaikan, program ini merupakan program DMPA PT Arara Abadi Distrik Minas yang sudah berjalan hampir 3 tahun di Desa Muara Bungkal ini.

"Selain bantuan untuk bibit padi, kita juga membantu petani dalam pendampingan agar produksi petani meningkat, bagian penjualannya juga kita bantu. Alhamdulillah panen kali ini lebih cepat dari biasanya, yang biasanya masyarakat panen 4 sampai 5 bulan malahan ada yang sampai 6 bulan, kali ini masyarakat bisa panen 2,5 bulan," kata Aep. 

"Perusahaan membantu penyediaan bibit yang kita beli dari Lampung, setiap saat kita selalu mencari bibit-bibit unggul untuk padi ini ke seluruh daerah di Indonesia. Perusahaan berharap, masyarakat di sekitar lingkungan operasional perusahaan dapat menikmati kesejahteran serta perekonomian yang meningkat dengan adanya perusahaan dan juga berharap masyarakat tidak melakukan pembakaran untuk membuka dan membersihkan lahan mereka, karena selain sangat membahayakan dan mengancam areal konsesi perusahaan yang bersebelahan, juga sangat merusak kesehatan dan lingkungan dan menggangu perekonomian,” pungkasnya.