Sempat Hilang, Pencari Rumput di Rohul Ditemukan Tewas Tergantung di Kebun Karet

Sempat Hilang, Pencari Rumput di Rohul Ditemukan Tewas Tergantung di Kebun Karet

RIAUMANDIRI.CO, PASIRPANGARAIAN - Cokro, seorang pencari rumput di Desa Pasir Utama, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) - Riau, ditemukan warga tak bernyawa di sebuah kebun karet.

Kapolres Rohul AKBP M. Hasyim Risahondua, melalui Paur Humas Ipda Nanang Pujiono mengungkapkan, dari pengakuan istri korban, Sukinah, awalnya korban pamit mencari rumput dengan membawa gerobak di sekitaran Dusun Suka Dana Desa Pasir Utama pada Rabu (9/1/2019) sekitar pukul 08.00 WIB.

Namun hingga Rabu malam, Cokro tidak kunjung pulang ke rumah. Seorang warga bernama Wagiman‎ kemudian menemukan gerobak dan arit miliknya di pinggir areal persawahan, namun saat dilakukan pencarian, Cokro tidak ditemukan.


Sehari semalam dicari, pada Kamis siang (10/1/2019) sekitar pukul 13.00 WIB, korban Cokro ditemukan sudah meninggal dunia di kebun karet warga di sekitaran Dusun Suka Dana Desa Pasir Utama, Kecamatan Rambah Hilir, dengan kondisi leher terlilit tali.

"‎Cokro ditemukan setelah warga melaporkan kejadian kepada Bhabinkamtibmas Polsek Rambah Hilir Bripka Ardino pada Kamis pagi sekitar pukul 08.00 WIB," katanya, Jumat (11/1/2018).

Lebih lanjut dijelaskanya, sebelum ditemukan, polisi mendapat laporan bahwa ada warga yang hilang, Bripka Ardino dan Kanit Reskrim Polsek Rambah Hilir dan personel langsung menuju lokasi yang dimaksud, dan bersama warga dilakukan pencarian korban Cokro.

Ipda Nanang mengaku, Pencarian akhirnya membuahkan hasil, pada Kamis siang sekitar pukul 13.00 WIB, warga bernama Nardi dan Kamit menemukan Cokro di pepohonan, dengan posisi terduduk di tanah, dan leher korban masih terlilit tali yang terikat di pohon.

Polisi langsung‎ mengevakuasi korban Cokro, dengan membuka tali yang melilit lehernya dari batang pohon, tempat korban ditemukan tergantung disaksikan warga dan polisi. 

Mayat Cokro kemudian dibawa ke rumah duka untuk dilakukan visum. Dari hasil visum dilakukan dr. Rudi Hartono menerangkan bahwa korban meninggal karena gantung diri.

"Hal ini ditandai dengan keluarnya cairan dari kemaluan korban, lidah korban terjulur, serta adanya bekas lilitan tali di leher korban," ungkapnya.

Ipda Nanang menerangkan, berdasarkan keterangan dari keluarganya, sebelum berangkat korban mengatakan bahwa korban sudah tidak betah lagi tinggal di rumah. Namun menurut keterangan dari tetangganya, sebelum korban menghilang mereka mendengar ada ribut antara korban dan keluarganya di dalam rumah korban.

Atas permintaan keluarga korban, tambah Ipda Nanang, jenazah korban Cokro tidak dilakukan otopsi, hal itu dikuatkan dibuatnya surat pernyataan penolakan dari keluarga.

"Surat pernyataan ditandatangani oleh istri korban, dan disaksikan oleh anak korban serta kepala Desa Pasir Utama," pungkasnya.