Demokrat: Info A1, Ada Institusi Siluman Sewa Satu Lantai Hotel Tempat SBY Menginap

Demokrat: Info A1, Ada Institusi Siluman Sewa Satu Lantai Hotel Tempat SBY Menginap

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Kepala Divisi Advokasi Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan kelompok perusak bendera dan spanduk, yang disebut Demokrat sebagai institusi siluman, telah memesan satu lantai di hotel tempat Susilo Bambang Yudhoyono menginap di Pekanbaru, Riau.

Ferdinand mengatakan hal itu berdasarkan informasi yang bersifat A1, alias info terpercaya yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Betul, kami mendapat info kategori A1 ya, infonya bahwa lantai tujuh hotel yang ditempati Pak SBY diblok dan dihuni oleh kelompok ini," kata Ferdinand, Rabu (19/12/2018).


Kelompok yang dimaksud Ferdinand adalah mereka yang telah melakukan perusakan terhadap baliho dan atribut Demokrat pada 15 Desember lalu.

"Mereka menginap di lantai 7 memblok Pak SBY yang menginap di lantai 8. Sama kelompoknya dengan yang melakukan perusakan," katanya.

Namun Ferdinand tak mengetahui alasan mereka memesan satu lantai di hotel itu. Demokrat pun tak menghiraukan mereka agar tidak terjadi konflik yang lebih besar.

"Ya, mereka yang tahu maksud mereka apa. Kami tidak tanya sama mereka, tapi yang jelas kami tahu apa yang mereka tidak tahu," katanya.

Spanduk, baliho, dan bendera Partai Demokrat dirusak saat SBY mengunjungi Pekanbaru, Riau. Pihak Demokrat pun melaporkan kejadian ini kepada aparat kepolisian.

Demokrat juga menyebut dalang dan inisiator dalam perusakan itu. Bahkan Demokrat menyebut ada 'institusi setan' yang turut andil dalam permasalahan ini.

Institusi Siluman, Lembaga Kekuasaan

Ferdinand memastikan 'institusi siluman' yang menjadi dalang perusakan baliho dan atribut Partai Demokrat adalah lembaga yang terafiliasi dengan kekuasaan.

"Itu (institusi siluman) oknum dari sebuah lembaga. Kalau sudah dikatakan lembaga ya, ada kaitannya dengan kekuasaan," kata Ferdinand.

Oknum ini, kata Ferdinand, memiliki kekuasaan yang sangat luar biasa. Bahkan, dia menduga Presiden Joko Widodo tidak berani dengan para oknum lembaga ini.

"Punya kekuasaan yang disalahgunakan. Kaitannya disebut ya jangan ada negara dalam negara itu, kekuasaan mereka ini memang luar biasa, bahkan Jokowi pun saya tidak yakin berani pada kelompok ini," kata dia.

Ferdinand mengatakan partainya sudah mengetahui siapa 'institusi setan' tersebut. Namun menurutnya, penjelasan terkait hal ini tak tepat untuk sekarang ini.

Pihaknya telah memberi tenggat waktu selama 14 hari kepada aparat kepolisian untuk membongkar dan menyelesaikan kasus ini. Namun jika dalam waktu yang telah ditetapkan tidak juga diselesaikan oleh polisi, maka pihaknya akan segera mengambil langkah politik.

"Kami akan mengambil langkah politik. Seperti apa bentuknya, tunggu tanggal mainnya," kata dia.